"Anak-anak sih biasa kasih saya dua ratus ribu kalo pakai mobil saya seharian, dan ini kartu nama saya Mister," jawab Mang Dar seraya memberikan kartu namanya ke arah Nathan.
"Oh, berarti tidak jauh beda lah itungan aku." batin Nathan, ia memberikan kertas berwarna merah itu ke arah Mang Dar dan meraih kartu nama dari tangannya.
"Makasih Mister, nanti hubungi saya saja kalo mau saya anter jemput. Dengan senang hati saya akan anter jemput Mister," Mang Dar meraih kertas berwarna merah dari tangannya, Nathan angguk-angguk.
"Siap Mang Dar dan terima kasih juga, Mang Dar bisa panggil saya Nathan." Mang Dar angguk-angguk, Nathan acungkan jempol kanan ke arahnya. Dia keluar dari mobil Mang Dar langsung berjalan ke dalam hotel.
Mang Dar memberi tanda permisi pada Nathan dengan membunyikan klakson sekali dan melaju dengan kecepatan tinggi.
Nathan menoleh ke arah mobil Mang Dar dan tersenyum tipis.
Di mess...
"Mih ... Ada salam dari Abang ganteng tadi," celetuk Ratna ketika memasuki kamar Olga.
"Hmm," Olga hanya berdehem, ia menonton tv sambil rebahan di singgasana peraduannya.
"Serius gue mih, dia bilang besok mau dateng ke sini nemuin elo," lanjut Ratna, dia duduk di sampingnya.
"Mau ngapain dia dateng ke sini, nemuin gue? Bilang gue, sibuk!" ketus Olga.
"Dih, elo gak tau aja sih mih tadi yang bayar makan kita orang semuanya dia. Coba elo tadi jangan masuk dulu, pasti elo juga dibayarin dia makannya. Kan lumayan ya kan makan hari ini di Mak Nemi gratis, soalnya dibayarin sama Abang Nathan yang ganteng dan baik hati. Udah ganteng royal lagi, kagak pelit! Coba dia suka sama gue sumpah gue gak akan nolak, sayangnya dia sukanya sama elo mih. Dia nitip salam sama pesennya, buat elo!" Ratna cerita dengan wajah yang sumringah, matanya berbinar-binar. Olga mengerling malas.
"Oh, jadi namanya Nathan terus dia ganteng dia baik gak pelit terus gue harus bilang wow gitu, gue harus jingkrak-jingkrak denger cerita elo tentang dia? Kalo elo demen sama dia elo aja sono yang sama dia, ribet elo! Keluar-keluar sono dari kamar gue, jangan ganggu gue!" usir Olga pada Ratna.
"Yee ... Gue cuma bilang doang, kagak nyuruh elo jingkrak-jingkrak juga kali terus gue cuma nyampein salam dan pesen dia, buat elo! Percuma gue nya demen dia nya kagak mah, kaya orang gila aja gue demenin orang yang kagak demen sama gue. Mending gue sama, Mang Dar!" celoteh Ratna, Olga ngakak denger Ratna bilang mending sama Mang Dar.
"Ha-ha-ha ... Mang Dar juga gak mau sama elo, blesek! Suka ngomong pepesan kosong, lo! Udah sono keluar gue mau molor terus tutup pintunya, cepetan! Ntar gue kerja malah ngantuk lagi, mana shift malam!" Olga sudah menguap berulang kali.
"Iye-iye gue, keluar! Pokoknya yang penting, gue udah sampein salam sama pesennya Abang ganteng Nathan yang dari Brunei, ke elo! Gue juga mau molor mumpung hari ini off, bye!" Ratna beranjak dari kasur dan menutup pintunya dengan kencang.
Braaaakkk!!
"Si Anying ... Tutup pintunya bukan pelan-pelan malah kencang lagi ngagetin gue aja elo, blesek!" seru Olga lantang, Ratna cekikikan di luar kamar nya.
"Emang gue, sengajain!" gumamnya, Ratna melengos berjalan ke arah kamar nya.
"Lumayan juga sih kalo makan dibayarin dia semua tadi, gue mana tau kalo dia bakal bayarin makan anak-anak. Tau gitu gue gak bakal masuk kamar duluan, tapi gue ngantuk banget. Ya sudah lah berarti belom rejeki gue, itu rejekinya anak-anak! Hoaaammm ..." pikir Olga, dia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Matanya sampai berair saking ngantuknya, tidak lama pun ia terlelap seperti bayi.
Hari ini hati Nathan sangat senang dan berbunga-bunga karena bertemu dengan Olga biar pun awal pertemuannya tidak semanis cerita di negeri-negeri dongeng, tapi memberikan kesan yang indah dan tidak mungkin dapat ia lupakan seumur hidupnya.
"Dia cantik sekali, dia lucu sekali, dia manis sekali, dia menggemaskan sekali dan dia telah membuat hati aku berdebar-debar sehingga aku jatuh dan terjatuh lagi sampai berkali-kali. Ya, jatuh! Jatuh cinta pada cewek galak yang baru bangun tidur dengan setelan piyama hijaunya, rambut yang masih acak-acakan, mata yang minimalis dan dia benar-benar sangat, menakjubkan!" batin Nathan, di telinganya masih terngiang-ngiang ucapan Olga yang marah karena dia lihatin terus membuat dia senyum-senyum sendiri.
Nathan membuka kopernya dan menyiapkan baju yang akan dia pakai besok untuk menemui Olga wajahnya sangat berseri-seri, dia tidak sabar ingin segera besok.
"Hari ... Cepet lah berganti, aku sudah tidak sabar ingin segera menemuinya. Semoga besok situasi dan kondisi mengijinkan aku untuk berjumpa kembali dengannya, karena aku jatuh cinta kepadanya. Cewek galak, tapi baik hatinya." gumam Nathan, ia bercermin seraya mencocokkan setelan pakaiannya.
Malam itu Nathan tidak bisa memejamkan matanya dia selalu terbayang-bayang wajah Olga dan tertawa sendiri mengingat gelagat dan omongannya, sedangkan Olga mulai bekerja dengan shift malamnya.
Di Kantor...
Tok! Tok! Tok!
Ceklek...
"Malam Bu, ini ada berkas yang harus di tanda tangani dan ada komplainan untuk lantai enam," ucap salah satu pegawai bawahannya seraya menyodorkan kumpulan berkas-berkas di map biru.
"Kamu simpan saja berkasnya di meja, nanti saya tanda tangani. Tolong kamu hubungi bagian service ya, untuk menangani komplainan dan kerusakan yang terjadi di lantai enam. Dan tolong juga kamu suruh office boy untuk membuatkan saya kopi, seperti biasa!" pegawainya meletakkan map berkasnya di meja.
"Baik bu, saya permisi." Olga angguk-angguk, pegawai itu putar badan berjalan ke luar ruang kerjanya.
"Berkas apa lagi yang harus saya tanda, tangani? Perasaan dari kemaren saya tanda tangani berkas, terus!" Olga meraih map biru di atas mejanya dan mulai mempelajari isi berkas-berkas. "Oh, ini berkas kerja sama hotel dengan beberapa perusahaan travel dan commerce." Olga menanda tangani semuanya dan meletakkan kembali di samping kanan mejanya.
Tok! Tok! Tok!
Ceklek...
"Permisi Bu, ini kopi dan cemilan yang seperti biasa punya ibu. Apakah ada yang harus saya bawakan lagi, Bu?" tanya office boy itu dengan sangat sopan, ia meletakkan kopi dan cemilannya di atas meja.
"Tidak ada terima kasih ya, kamu bisa langsung keluar!" jawab Olga tegas, office boy itu anggukkan kepalanya dan putar balik ke arah pintu.
Olga langsung menyeruput kopi dan mangunyah cemilan biskuit dan kue-kue pasar dan buah-buahan yang hotel sediakan.
"Kok, aku keinget cowok yang tadi siang liatin aku terus waktu aku jajan di Mak Nemi, kok bisa ya keinget dia? Ganteng emang orangnya bikin aku salah tingkah diliatin terus sama dia, kata anak-anak juga dia baik terus royal orangnya tapi ... Au ah! Gak begitu kenal juga aku, orang tadi siang cuma sebentar ketemunya. Tapi kenapa dia besok mau dateng lagi nemuin aku, jangan-jangan mau ributin aku soal kemaren lagi waktu aku jutekin dia? Kalo mau nemuin aku buat ngajak ribut males ah aku nemuinnya, mendingan aku di kamar aja besok. Jangan keluar-keluar kamar bisa mati aku, badan dia tinggi gede gitu. Aduh!" lidah Olga sampe kegigit sendiri waktu dia mengunyah cemilan pasarnya.