Chereads / SMT DKK / Chapter 2 - Devil Vs Angel

Chapter 2 - Devil Vs Angel

"Pada diem semua temannya dia bilang begitu, jadi tambah penasaran aku sama tuh cewek galak yang baru bangun tidur pakai setelan, piyamanya! Emang bagian apa kerja dia di hotel, sehingga temen-temennya pada takut dan patuh sama dia? Teman ku bilang, ini mess yang kerja di hotel go Internasional di Bintan lagoon! Dan itu tempat aku buka kamar, cewek galak itu membuatku takjub! I'm so lucky today to be here, right now!" Nathan tersenyum simpul, dia cukup dibuat terkesan dengan situasi dan kondisi di mana ada Olga dan teman-temannya dengan aktifitasnya yang bisa dibilang cuek dan apa adanya.

"Mau dibayar sekarang boleh besok juga boleh Mih, masih sedikit kok belom sampe seratus ribu. Cuma tujuh puluh delapan ribu, sama yang barusan." jelas Mak Nemi, Olga membersihkan tangannya dengan cara dia jilatan.

"Jangan sampe banyak lah itu utang, ntar gak kebayar lagi. Bentar ya mak, saya ambil duitnya dulu." canda Olga, Mak Nemi anggukkan kepalanya.

"Bisa aja sih mamih suka merendah bae, gajinya gede juga." Mak Nemi cengar-cengir, Olga tersenyum lebar dan berputar arah ke dalam mess.

Olga dan semua temen-temennya biasa ngutang jajanan di Mak Nemi tunggu gajian turun, tapi mereka semua bayar pas bukan gajian turun. Kadang dua tiga hari sudah dibayar lagi oleh mereka. Olga bilang sama temen-temennya biar semangat kerja nya kalo punya utang tuh, tapi dia sendiri tidak berani utang banyak-banyak.

Olga belok ke kemar mandi yang ada di depan kamar messnya, mencuci tangannya yang masih tercium bau terasi yang menyengat dari sambel terasi pedes mampusnya Mak Nemi. Dia ke kamarnya mengambil dompetnya yang berada di tas slempangnya yang dia gantung di belakang pintu, seketika kembali ke beranda.

"Tadi berapa, Mak?" celetuk Olga ketika di ambang pintu, dia menghampiri Mak Nemi yang duduk di pembatas beranda. Mak Nemi menoleh ke arahnya.

"Cuma tujuh puluh delapan ribu, mih." jawab Mak Nemi, Olga membuka dompetnya dan mengambil satu kertas merah dan satu kertas biru lalu diberikan kepadanya.

"Banyak bener mih, gak salah nih? Kan, belum tanggal gajian." tanya Mak Nemi memastikan, ia meraih kertas merah dan biru itu dari tangan Olga.

"Gak salah berarti bener, dong mak! Gak pp, lagian saya lagi ada rejeki lebih jangan ditolak ya mak, tolong di terima." ucap Olga seraya memegang tangan Mak Nemi dengan kedua tangan.

"Baik banget Si Mamih, emak terima kalo begitu. Alhamdulillah rejeki, makasih ya Mamih Olga. Emak doain, biar rejeki nya bertambah." Flower angguk-angguk, Mak Nemi menempelkan dua lembar uang itu ke jidat nya lalu dia masukan ke dompetnya. Wajahnya begitu sumringah.

"Dasar nenek-nenek, suka lucu kelakuannya." gumam Olga, ia tersenyum lebar melihat Mak Nemi menempelkan kertas merah dan biru itu di jidatnya. "Aamiin, sama-sama ya Mak. Saya juga makasih banget, udah emak utangin jajanan emak." Mak Nemi anggukkan kepalanya, Olga dan emak saling melempar senyum.

Nathan terkesima melihat yang baru saja terjadi di depan matanya dan lagi-lagi dia dibuat terkesan oleh Olga, di wajah nya tersirat lengkungan di bibirnya sehingga terlihat senyum yang sangat manis.

"Wow ... I don't believe, this! What i see this is real, why she very different tipically but still one person? Sometimes she like a devil and sometimes she like an angel, and i'm so very like her!" mata Nathan berbinar-binar melihat Olga, ritme jantungnya semakin tak beraturan.

"Ya udah, gue mau masuk kamar lagi masih ngantuk. Elo orang jangan godain Si Yuni lagi, kasian! Awas aja ada yang godain, gue jambak sampe patah lehernya!" gertak Olga, ia putar balik ke dalam mess lagi masuk ke kamar nya tanpa sedikit pun melirik ke arah Nathan. Semua teman nya hanya diam mendengarkan dan menelan ludah, Nathan tersenyum lebar.

"Dia masuk ke dalam tanpa melihat ke arah aku, sedikit pun? Seorang Nathan penyanyi papan atas Brunei Darussalam, dia cuekin!  Dia belum tahu je sapa aku nanti kalau sudah tahu pasti mengejar-ngejar aku, tapi emang cuek sekali tuh cewek galak. Tambah bikin penasaran aku, aja!" dumel Nathan, ia kesel dengan sikap Olga yang sangat cuek. Dia memandangi punggung Olga sampai hilang di balik pintu mess.

"Tuh, dengerin kata Si Mamih. Jangan godain Si Yuni lagi, ntar dijambak sampe patah lehernya." terang ulang Mak Nemi ke semua yang sedang makan jajanannya.

"Iya Mak, denger kita-kita orang juga makanya kita orang diem pas dia bilang begitu. Soalnya dia mah beneran orangnya kalo udah ngomong pasti dia lakuin, serem!" timpal Santi.

"Bener banget San, dia tuh kalo udah ngomong pasti dia lakuin bukan cuma gertak doang, makanya gue takut sama dia!" sambung Nengsih.

Nathan mendengarkan dengan seksama obrolan teman-teman Olga membicarakan tentang sifatnya yang lain.

"Ngomong-ngomong, Si Abang dari tadi di situ ngapain sendiri aja?" tanya Nengsih pada Nathan.

"Dia lagi anterin temen nya kaya nya ke sebelah, gue liat tadi dia dateng berdua pake motor." timpal Ratna, ia menoleh ke arah Nathan.

"Aku lagi anter kawan nih, ketemu ceweknya." jawab Nathan sambil cengar-cengir.

"Jadi obat nyamuk dong, abangnya? Dari pada jadi obat nyamuk, mending sini ngobrol sama kita orang." ledek Nengsih, semua cekikikan dan menoleh ke arah Nathan.

"Aku hanya antar saja bentar lagi juga mau balik ke hotel mau istirahat, penat lah!" Nathan menghabiskan minumnya, ia membuang botol Aqua sedangnya di tempat sampah yang ada di deketnya.

"Abang orang mana, aku pikir orang sini? Tapi di hotel istirahat nya terus logat bicaranya, juga lain." tanya Santi, ia penasaran.

"Aku bukan orang sini lah aku orang dari negara sebrang, Brunei!" jawab Nathan seraya menunjukkan pasportnya.

"Oh ... Dari negara tetangga rupanya, pantes aja logatnya beda. Nginep di hotel apa, bang? Sapa tahu di hotel tempat kita orang, kerja!" tanya Nengsih, dia meneguk minumnya.

"Di hotel, Club Med!" jawab Nathan lagi dengan senyuman tipis.

"Wah, tempat Si Mamih itu mah. Cuma bulan ini dia lagi kebagian, shift malam. Abang ada ketemu Mamih Olga, gak? Cewek galak tadi yang sewot gara-gara Abang, liatin terus!" selidik Ratna.

"Belom ada ketemu sama cewek galak tadi, aku sampai hotel baru aja tadi siang terus teman ajak main, ke sini. Btw ada taksi gak, di sini? Aku mau balik hotel, saja!" tanya Nathan, ia celingak-celinguk ke jalan mencari taksi.

"Kalo ketemu Si Mamih hati-hati ya bang, awas jatuh cinta! Dia kalo sudah kerja rapih, cantik!" goda Ratna, Nathan cengar-cengir.

"Mau saya teleponin taksi langganan kita orang, bang? Kalo mau saya teleponin namanya, Mang Dar!" tanya Nengsih, Nathan anggukkan kepalanya.

"Boleh, terima kasih ya Miss ..." ucapan Nathan terhenti, ia tidak tau dan tidak ingat nama semua satu-satu. Dia hanya ingat nama cewek galak yang di panggil Mamih, Olga.