Renji sudah berpegang teguh untuk tetap melanjutkan pertandingan secara diam-diam dengan Jeno. Tentunya tanpa sepengetahuan Claire yang pagi ini tidak ada bertemu saat akan berangkat sekolah, Renji pikir mungkin cewek itu sudah pergi lebih awal dari pada dirinya.
Walau kakinya masih terasa ngilu, akan tetapi Renji yakin kalau ia bisa melakukannya.
"Jangan paksain kaki kamu, Ren." teguran dari sahabat kecilnya tidak sedikit pun di dengar oleh Renji.
"Ini ga seberapa juga."
Jeno mendengus sebal. Pasalnya saat ini memang Renji harus beristirahat lebih dahulu untuk memulihkan, keras kepala dari sepupu Claire ini memang tidak bisa di hentikan begitu saja. Walau sudah sedari kecil mereka dekat akan tetapi satu sikap dari Renji ini yang tidak bisa Jeno luluhkan.
"Aku aja yang ngalah, Ren." Jeno sudah memaksa agar Renji juga tidak akan melakukannya dengan sembarang mengenai kesehatan kakinya juga.
