Renji terdengar menarik napas lesu, melihat kedua orang tuanya yang mulai melambai tanda perpisahan di antara mereka. Mengingat kedua orang tua Renji yang selalu sibuk dengan pekerjaannya di luar negeri, kemarin saja membuat cuti beberapa hari hanya untuk melihat keadaan anaknya yang sedang terluka.
Apakah luka tersebut parah atau tidak, pastinya tidak bisa membuat pikiran kedua orang tua Renji tenang begitu saja. Mereka akhirnya memilih terbang menuju kota yang saat ini di tempati oleh anaknya, bahkan mungkin Claire pikir cuti beberapa hari saja tidak di perbolehkan, karena sebelumnya orang tua Renji tidak pernah ada libur kecuali … pergantian tahun.
"Aku sama dua saudara lagi." lenguh Renji yang menatap lurus jauh.
Clare menoleh. "Masih rindu sama mereka?"
Renji menarik napas panjang. "Selama kita masih satu atap pun, mereka sibuk sama kerjaannya. Makannya aku buat pilihan tinggal di sini bareng kalian. Di sana juga engga ada temen deket."