Doni menatap Vero dengan amat serius yang di campur dengan kecemasan. "Dia ada di mana, Ver?"
Vero menggeleng pelan. "Gue ga tanya, harusnya tadi kita bawa aja polisi lagi buat cegah ini semua. Dasar cewek uler itu engga ada kapoknya mau celakain orang, ini paling parah bawa senjata segala lagi. Bikin ngeri."
"Gue udah dari tadi liatnya ampe merinding takut kena." sendu Bagas di iringi ringisan pelan.
Vero mendecak. "Kita udah di depan mata mereka, nih. Langsung serang pake petasan atau … pake ketapel?"
"Kalau aja gue punya pistol atau senjata dari tentara, sendiri juga mampu kayaknya."
Bagas mendesis. "Lo malah ngehalu lagi, Don. Pake acara andai punya senjata tentara."
Vero memijat pelipisnya saat di rasa pening. "Ini keadaan genting masih aja di buat debat. Keluarin pentasan yang gede itu."
Bagas mengeluarkan dari kardus di sampingnya. "Gue harus turun terus nyalain gitu? Ini petasan yang suka di pake nikahan, suaranya pasti bakalan ngundang tetangga di sini juga."
