Vero dan dua temannya menghentikan langkah mereka ketika melihat satu hal yang membuat terkejut. Mereka saling melirik dan menggeleng perlahan.
"Ini namanya penindasan kasar, Ver! Wah, ga bisa kita biarin gitu aja." celetuk Doni yang di angguki oleh kedua temannya. Mereka akhirnya mempercepat langkah kakinya untuk melerai selain membela yang benar.
"CUKUP!" Vero menahan lengan yang sudah melayang di atas, siap untuk di layangkan dan menampar kedua kalinya. "Lo makin semena-mena, Lidia."
Cewek itu menepis kasar tangan Vero, setelah itu tersenyum sinis. "Oh, mentang-mentang lo semua kemaren berhasil nyekap gue, sekarang jadi berani ikut campur."
Bagas sedikit mendorong bahu Lidia untuk lebih jauh dari Vero. "Eh, cewek uler. Lo masih beruntung kita bebasin, ya. Belum di tumbalin."
"Tumbal?" Lidia menautkan alisnya, namun seketika itu juga ia terbahak di sebuah lorong hingga menggema. "Jadi lo semua mau jadiin gue tumbal biar kekuatan Temen cewek lo itu makin manjur?"