Di hadapkan dengan Ryan bukan lah hal yang selalu bisa Vero andalkan. Lagi pula sejak kapan ingin berteman dengan …sosok hantu? Walau memang ia bisa membalas setiap perkataan dari Ryan, tetap ada saja yang di buat kesal.
"Lo pasti ngerasa ada beban sekarang, kan? Lagian kenapa pula bilang berani kalau ada suara itu." dengus Bagas yang begitu kesal dengan satu temannya ini.
Doni tidak ingin lagi mendengar berbagai cerita dari mereka jikalau topiknya tidak menyenangkan. Sepertinya memang Ryan juga memaksa sekali untuk bisa bedekatan dengan mereka, apa lagi dengan ucapan pertemanan. Lelucon macam apa itu.
Vero menarik napas dalam. "By the way. Kita beneran lihat, Lidia, di tempat itu."
"Oh, iya. Apa lo udah kasih tahu, Claire?" Doni kali ini menimpal cepat.
Vero menggeleng pelan. "Belum, lah. Orang gue yang selalu di halang sama hantu itu."
Bagas bergidik. "Sumpah. Kenapa nasib kita jadi begini?" keluhnya.
