Setelah mengantar Seunghan ke sekolah, kini Yonghwa tengah berdiri di depan sebuah mini market. Pria itu terlihat ragu untuk masuk ke sana. Bagaimana tidak, ini adalah kali pertama bagi Yonghwa untuk membeli pembalut wanita. Setelah lama berdiri di depan toko itu, Yonghwa akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam. Pria itu menyusuri tiap lorong antar rak di toko itu, sampai akhirnya dia berhenti di dekat rak yang berisikan berbagai macam produk pembalut yang tidak familiar baginya.
Lama Yonghwa berdiri di samping rak itu. Bingung dan canggung, itulah yang pria itu rasakan. Terlebih saat beberapa orang memandangnya dengan tatapan aneh. Ya bagaimana tak di pandang aneh, pasalnya pria berpakaian rapi mengenakan setelan jas berdiri lama sambil melihat pembalut.
Akhirnya Yonghwa memutuskan untuk melakukan panggilan video dengan Haewon. Masih dalam keadaan canggung yang menyelimuti, panggilan itu akhirnya dijawab oleh Haewon yang masih berbaring di atas tempat tidurnya.
"Ya, Yonghwa-ya, ada apa?" Sahut Haewon.
"Chagiya, eum… aku tidak tau merek pembalut mana yang kau pakai jadi aku menelponmu," ucap Yonghwa sedikit mengeraskan suaranya agar orang di sekitarnya tak salah paham padanya.
"Ah, aku tidak masalah merek apa saja… hanya saja tolong pastikan pembalutnya bersayap," kata Haewon.
"Tidak bisakah kau melihatnya, lalu katakan padaku kau ingin yang mana." Yonghwa membalikkan kamera ponselnya mengarah ke rak berisikan berbagai jenis pembalut.
"Yang itu saja, yang berwarna biru dan yang di bawahnya yang berwarna ungu," ucap Haewon.
"Baiklah chagiya… kalau begitu lanjutkan istirahatmu, aku akan segera pulang," kata Yonghwa sebelum mengakhiri panggilan.
Setelah mengambil pembalut yang dipilih Haewon, pria bermarga Lee itu mengambil beberapa snack yang mungkin Haewon sukai, mengingat gadisnya itu belum makan sejak pagi. Yonghwa tak lupa membayar semua barang yang dia ambil sebelum kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah, Yonghwa segera menuju kamar Haewon dan memberikan semua yang dia beli tadi pada gadis itu. setelah memastikan suhu tubuh gadis itu mulai membaik, Yonghwa keluar dari kamar gadis itu, sebelumnya Yonghwa sempat bertanya pada Haewon, makanan apa yang ingin dia makan, dan Haewon bilang dia ingin makan sup daging.
Yonghwa pergi ke dapur dan melihat apakah bahan untuk memasak sup daging tersedia di rumah ataukah dia harus kembali pergi keluar untuk membeli beberapa bahan, atau pilihan lain, yaitu membeli sup daging dari restoran saja. Yonghwa membuka kulkas dan mengecek bahan-bahan yang tersedia. rupanya dengan bahan yang ada di rumah dia dapat membuat sup daging untuk Haewon.
Yonghwa melepas jas yang dia kenakan dan menggantinya dengan apron berwarna hitam. padahal hari ini ada rapat yang cukup penting di kantor, tapi entah kenapa Yonghwa tak bisa meninggalkan Haewon yang tengah sakit. Yonghwa lebih memilih untuk mengatur ulang semua jadwalnya, dia bahkan rela memasak sup daging hangat untuk gadisnya itu.
Dengan telaten Yonghwa menyiapkan bahan-bahan yang akan dia pakai untuk memasak sup daging. Dimulai dengan memarinasi daging dengan garam, lada bawang putih, soy sauce, dan minyak wijen, kemudian memotong lobak segar dan daun bawang.
setelah menyiapkan semua bahan, Yonghwa mulai menumis daging hingga wangi dan setengah matang, kemudian memasukkan air untuk kaldunya, lalu menunggu beberapa menit sampai dagingnya mulai lembut. Setelah itu barulah lobak dimasukkan ke dalamnya.
Sambil menunggu sup untuk Haewon matang, Yonghwa mengambil ponselnya. Pria itu hendak menelpon Chanhee yang sejak kemarin tak bisa dihubungi. Dia mencoba untuk memanggil Chanhee dan kali ini panggilan itu terhubung.
"Hyung," sapa Yonghwa.
"Yonghwa-ya, padahal aku baru saja akan menuju kantormu dan kau sudah menelponku," ucap Chanhee.
"Kalau begitu sekarang ubah tujuanmu menjadi rumahku," titah Yonghwa.
"Hah? Kau tak pergi kekantor hari ini? Apa kau sakit?" tanya Chanhee.
"Bukan aku yang sakit, tapi Haewon," terang Yonghwa.
"Apa? Haewon sakit? Ya Lee Yonghwa apa yang kau lakukan pada gadis itu?" Chanhee malah menghujani Yonghwa dengan pertanyaan.
"Apa yang hyung pikirkan hah? Sudahlah, sekarang pergilah ke sini. Ada hal penting yang ingin kubicarakan," ucap Yonghwa.
"Baiklah aku akan segera menuju rumahmu," kata Chanhee sebelum akhirnya mengakhiri panggilan.
Setelah panggilannya dengan Chanhee berakhir, Yonghwa kembali mengecek sup yang tengah dia masak. Setelah dia rasa semua bahan cukup matang, dia menguji rasanya. Dia memastikan sup buatannya itu terasa enak sebelum Haewon memakannya. Saat dirinya sedang mencicipi masakannya, Haewon turun dari lantai atas, lalu duduk di kursi bar dapur.
"Sudah baikan?" tanya Yonghwa sambil menyuguhkan semangkuk sup daging hangat yang baru saja selesai dia masak.
"Eung, aku sudah merasa baikkan. Padahal sebelumnya aku tak pernah demam saat datang bulan." Haewon langsung menyuapkan kuah sup hangat ke dalam mulutnya.
"Mungkin saja kau kelelahan," ucap Yonghwa.
"Bisa jadi." Haewon fokus pada sup buatan Yonghwa.
"Enak?" tanya Yonghwa.
"Eung, sangat enak. Dagingnya meleleh di dalam mulutku," jawab Haewon.
"Eoh, kau tak pergi kerja?" Haewon baru sadar ketika melihat pakaian yang Yonghwa kenakan.
"Bagaimana aku bisa pergi?" ucapnya.
"Kau mengkhawatirkanku?" Haewon malah membalas dengan pertanyaan.
"Sudah, jangan banyak tanya. Nikmatilah makananmu," kata Yonghwa sambil mengacak rambut Haewon sebelum berbalik membereskan peralatan masak yang tadi digunakan.
Tak lama kemudian, bel rumah Yonghwa berbunyi. Pria itu melepas apron yang dia kenakan sebelum pergi menuju pintu. Sedangkan Haewon masih tetap diam di tempatnya sambil menikmati sup buatan Yonghwa. Dia membuka pintu dan mendapati Chanhee bersama dengan Seongeun yang tampak khawatir.
"Nuna?" Yonghwa terlihat sedikit kebingungan saat melihat Seongeun.
"Tadi aku dengar Chanhee bilang kalau Haewon sedang sakit, apa dia baik-baik saja?" tanya Seongeun.
"Ah, dia ada di dalam. Masuklah nuna." Yonghwa mempersilahkan Seongeun untuk masuk.
"Kau juga masuklah, ada banyak hal yang harus kita bicarakan, hyung," kata Yonghwa pada Chanhee.
Seongeun langsung menghampiri Haewon yang tengah menikmati masakan Yonghwa. Melihat kehadiran Seongeun, Haewon sedikit terkejut. Dia menyambut gadis bermarga Baek itu dengan sebuah pelukan hangat.
"Apa kau sakit?" tanya Seongeun.
"Aku hanya sedang datang bulan, eonni," jawab Haewon dengan sedikit bingung.
"Ah begitu rupanya. Ternyata pria yang terkenal sangat cuek ini bisa juga menjadi perhatian kepadamu," ucap Seongeun.
"Aku pikir kau sakit parah, sampai-sampai seorang Lee Yonghwa tak pergi ke kantor," timpal Chanhee.
"Ya, aku juga merasa kalau dia tampak aneh," kata Haewon.
"Sudahlah, aku memanggil hyung kesini bukan untuk hal ini. Ada sesuatu yang lebih penting," sela Yonghwa.
"Apa itu?" Kini semua orang terlihat fokus pada Yonghwa.
"Bibi Myungeun kembali ke Korea." Sontak ucapan Yonghwa membuat Chanhee seketika membeku.
Sebenarnya apa yang menjadikan mereka sangat ketakutan dengan kehadiran bibi mereka, Myungeun?