Chereads / My psychiatrist's love / Chapter 24 - Sesuatu Yang Menunggu

Chapter 24 - Sesuatu Yang Menunggu

Sambil menunggu jam pulang sekolah Seunghan tiba, Haewon memutuskan untuk berkeliling toko buku. Dia mencari buku bacaan baru untuk Seunghan dan beberapa buku yang bisa dia baca saat senggang. Setelah menemukan beberapa buku, Haewon bergegas untuk membayarnya, lalu berjalan sedikit untuk tiba di sekolah Seunghan.

Sesampainya Haewon di sana, gadis itu bertemu dengan Asha, sahabatnya sekaligus pemilik dari sekolah itu. Asha menyapa Haewon, gadis itu sangat senang setiap kali berjumpa dengan Haewon.

Mereka telah bersahabat sejak sekolah dasar, dan sekarang mereka berdua telah sukses dengan jalan masing-masing. Haewon yang menjadi psikiater dan Asha yang memilih untuk membuka sekolah untuk anak-anak dengan kemampuan khusus.

"Apa yang kau lakukan di sini, Haewon-aa?" Rupanya kabar bahwa Haewon telah menjadi ibu dari Seunghan belum menyebar.

"Aku sedang menunggu anakku selesai sekolah," jawab Haewon seadanya.

"Kau bercandakan? Mana mungkin-" Asha tak melanjutkan kalimatnya, dia seketika menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"T-tunggu dulu… Ya! Kim Haewon kau tak benar-benar menikahi Lee Yonghwa kan?" kata Asha tak percaya.

"Hehe…" Haewon malah tertawa renyah mendengar pertanyaan Asha.

"Jadi kau benar-benar menikah dengan Lee Yonghwa dan tak memberitahuku?" ucap Asha kesal.

"B-bukan begitu tapi memang aku dan Yonghwa belum mengadakan acara apapun. Dia baru melamarku saja," jelas Haewon.

"Aaa, begitu rupanya… tapi tetap saja kau benar-benar keterlaluan! Kau bahkan tak memberitahuku sama sekali…" Kini Asha sedikit merajuk.

"Iya iya maaf…" kata Haewon sambil memasang wajah memelas.

"Semenjak aku pergi ke Jepang kau jadi seperti ini Haewon-aa…" ujar Asha.

"Iya itu juga karena kau yang sulit ku hubungi tau." Haewon tak mau kalah.

"Seterusnya kita harus lebih sering berkomunikasi setelah ini," ucap Asha.

"Eh, bel pulang sekolah sudah berbunyi," ucap Haewon.

"Setelah ini kau ada pekerjaan?" tanyanya pada Asha.

"Tidak ada," jawab Asha.

"Mau makan siang bersamaku dan Seunghan?" ajak Haewon.

"Tentu saja… sudah lama sekali tak menghabiskan waktu bersamamu." Asha menyetujui ajakan Haewon.

"Mama…" Seunghan memanggil Haewon dari kejauhan saat melihatnya.

"Seunghan-aa…" Haewon melambaikan tangannya ke arah Seunghan dan bocah itu langsung berlari ke arahnya.

"Apa sekolah hari ini menyenangkan?" tanya Haewon.

"Eung…" jawabnya.

"Kalau begitu sekarang kita pergi makan siang bersama teman mama boleh?" tanya Haewon.

"Eung…" Seunghan mengangguk.

"Baiklah, hari ini Seunghan ingin makan apa?" Haewon kembali bertanya pada Seunghan sambil membawa tas bocah itu.

"Samgyeopsal," jawab Seunghan.

"Wah pilihan yang bagus," puji Asha.

Mereka bertiga pergi ke restoran samgyeopsal yang cukup terkenal, tak terlalu jauh dari sekolah Seunghan. Mereka menghabiskan waktu bersama dan berbagi cerita.

Di tengah kegiatan mereka yang sedang menikmati daging panggang, ponsel Haewon berdering dan nama Yonghwa tertera di sana. Haewon mengangkat ponselnya dan menerima panggilan dari Yonghwa.

"Yoboseyo," ucap Haewon.

"Chagiya, sedang apa?" tanya Yonghwa.

"Aku sedang makan siang bersama Seunghan dan sahabatku Asha," jawab Haewon

"Nona Asha? Pemilik sekolah Seunghan adalah sahabatmu?" Yonghwa tak percaya.

"Eung… kami sudah bersahabat sejak sekolah dasar," ucap Haewon.

"Baiklah, nikmati waktumu…" kata Yonghwa.

"Apa kau sudah makan siang?" tanya Haewon.

"Belum, aku akan makan siang bersama Jeongin nanti," jawab Yonghwa.

"Eoh, apa Seongeun nuna ada menghubungimu?" lanjutnya.

"Tidak, Seongeun eonni tidak menghubungiku, ada apa?" Haewon sedikit khawatir.

"Tidak, hanya saja aku tak bisa menghubungi Chanhee hyung. Mungkin saja mereka sedang bersama," ucap Yonghwa.

"Hmm, mungkin saja… apa perlu ku hubungi?" Kata Haewon.

"Tidak perlu. Nikmati waktumu… sampai jumpa nanti malam." Setelah itu panggilan terputus.

"Wah, pasangan baru memang berbeda," ucap Asha.

"Apanya yang berbeda… itu hanya karena kau tak memiliki kekasih Asha-ya…" ledek Haewon.

"Huh, dasar kau!"

Mereka akhirnya tergelak bersama. Rasanya sudah lama tak tertawa lepas seperti sekarang, batin Haewon. Sedangkan Seunghan memilih diam sambil menikmati potongan samgyeopsal.

***

Siang ini Chanhee dan Seongeun tiba di Pohang. Hal pertama yang mereka lakukan adalah makan siang dengan hidangan laut yang menjadi hidangan favorit saat pergi ke pohang.

Seongeun memilih jjampong sebagai menu makan siang mereka, mie tebal yang disajikan dengan kuah asam pedas dan aneka kerang dan gurita.

Setelah selesai makan mereka berjalan-jalan mengitari kota, sambil menunggu matahari sedikit turun agar tak terlalu panas jika mereka bermain di pantai.

Kini tujuan mereka adalah pantai Pohang, mereka hendak menikmati keindahan pantai sambil duduk di atas pasir putih. Namun itu hanya bayangan Chanhee. Nyatanya saat sampai di sana dengan jahilnya Seongeun langsung berlari dan bermain dengan air.

Chanhee mengejar gadis itu, tawa mereka terdengar sangat bahagia. Chanhee dan Seongeun, dua insan yang saling mencari kebahagian, berusaha saling melengkapi satu sama lain.

Dari kejauhan Chanhee melihat Seongeun. Cantik sekali, batinnya. Rambut panjangnya yang dia gerai tertiup angin, menambah kecantikan gadis itu. Senyuman yang terlukis di wajah gadis itu benar-benar membuat hati Chanhee menjadi tenang.

Chanhee menghampiri Seongeun dan dengan jahilnya lagi kali ini Seongeun mengipratkan air ke arah Chanhee. Pria itu kemudian membalas perlakuan Seongeun. Mereka berakhir basah karena bermain air.

Chanhee berusaha mengejar Seongeun, akhirnya dia mendapatkan gadis itu, dia mengangkat Seongeun dan memutarnya, helaian rambut Seongeun tertiup angin dan wajahnya tampak bahagia bersama Chanhee.

Setelah menghabiskan waktu bersama dengan bermain air, akhirnya mereka memutuskan untuk berganti pakaian dan duduk di pinggir pantai sambil menikmati pemandangan matahari yang akan terbenam.

"Terimakasih untuk hari ini." Seongeun menaruh kepalanya pada bahu Chanhee.

"Aku yang harusnya berterima kasih, karena hari ini nuna sudah mau menemaniku," ucap Chanhee.

"Nuna, apa nuna mau menemaniku seumur hidup?" tanya Chanhee.

"Aku masih harus mengenalmu dan kau pun begitu," ucap Seongeun.

"Masih banyak hal tentang diriku yang tak kau ketahui," lanjutnya.

"Kalau begitu ayo saling mengenal dan memahami satu sama lain. Aku ingin nuna mencariku tatkala nuna butuh seseorang untuk merengkuh nuna," ucap Chanhee.

"Baiklah Chan-aa, aku juga berharap kau akan seperti itu padaku… carilah aku ketika kau butuh seseorang disampingmu."

Mereka saling bersandar satu sama lain, menikmati semburat oranye yang di suguhkan langit. Saling melengkapi satu sama lain, saling terhubung satu sama lain.

Setelah ini mereka kembali ke Seoul, dan ya, ada sesuatu yang sudah menanti Chanhee di sana. Sejak tadi Yonghwa telah menghubunginya namun, ponsel milik Chanhee mati karena dia ingin menikmati waktu berdua dengan Seongeun tanpa gangguan dari siapapun.

Lihat saja nanti, sesampainya mereka di Seoul mungkin Yonghwa akan menghujani Chanhee dengan ribuan pertanyaan terlebih dia mematikan ponselnya itu akan menambah kekesalan Yonghwa padanya.