Setelah memastikan pintu terkunci dengan benar, Haewon pergi ke kamarnya, dia mendapati Yonghwa menutup diri dengan selimut. Tak ingin mengganggu Yonghwa, Haewon memilih untuk segera masuk ke kamarnya, namun malam ini dia tak menutup rapat pintu kamarnya.
Haewon masih memikirkan perkataan Myungeun. Pembunuh katanya, kata-kata itu dia tujukan pada Yonghwa. Lantas jika dia melabeli Yonghwa dengan kata seorang pembunuh kenapa dia sangat ingin Yonghwa menikah dengan Gyeoul?
Saat ini Haewon sangat ingin menanyakan semuanya pada Yonghwa. Tapi gadis itu menahanya. Melihat keadaan Yonghwa yang tampak tidak stabil setelah mendengar kata pembunuh dari Myungeun.
Di tengah keheningan malam, tiba-tiba Haewon mendengar suara rintihan dari kamar Yonghwa. Gadis itu bergegas membuka pintu antar kamar mereka.
Gadis itu mendapati Yonghwa tengan gelisah di atas kasurnya, sepertinya mimpi buruk, batin Haewon. Gadis itu duduk di pinggir kasur Yonghwa, mengusap lembut wajah Yonghwa yang kini tengah berpeluh.
Yonghwa akhirnya tersadar, dia terduduk dan mendapati Haewon ada di sisinya. Melihat Haewon, pria itu langsung menariknya dalam pelukannya dan berusaha menenangkan dirinya.
"Aku di sini, semua akan baik-baik saja," ucap Haewon sambil mengusap punggung pria itu.
"A-aku bukan seorang pembunuh," ucapnya lirih.
"Aku percaya padamu," kata Haewon meyakinkan Yonghwa.
Haewon naik ke atas tempat tidur Yonghwa dan memposisikan tubuhnya di samping Yonghwa. Gadis itu mendekap Yonghwa dan menenangkan pria di sampingnya itu.
Sebenarnya ini bukan kali pertama Haewon mendapati Yonghwa tengah bermimpi buruk. Namun, ini adalah kali pertama dia menenangkan Yonghwa.
Malam ini layaknya seorang anak kecil, Yonghwa tidur dalam dekapan Haewon. Sampai pagi menyapa, mereka masih dalam posisi yang sama.
Haewon terbangun saat dia merasakan ada sesuatu yang mencoba masuk ke tengah-tengah pelukannya pada Yonghwa. Ya, itu adalah Seunghan yang bangun lebih awal.
Seunghan mengambil posisi di tengah Haewon dan Yonghwa. Dia memeluk Haewon dan mencoba untuk menyingkirkan Yonghwa dari pelukan Haewon.
"Seunghan bangun lebih awal?" tanya Haewon.
"Eung," jawab bocah itu sambil mendusel ke dalam pelukan Haewon setelah berhasil menyingkirkan Yonghwa.
Tak biasanya bocah itu bangun lebih awal. Dan ya untung saja dia masuk saat Haewon tengah bersama Yonghwa. Jika saja Haewon ada di kamar lain pasti bocah kecil itu akan menghujani mereka dengan banyak pertanyaan.
"Ayo kita bersiap untuk pergi ke ulang tahun kakek," bisik Haewon mengajak bocah itu keluar dari kamar dan meninggalkan Yonghwa sendiri.
Haewon dengan telaten memandikan Seunghan dan memilihkan baju terbaik untuknya. Bocah kecil itu tampak semakin menggemaskan dengan setelan jas berwarna biru dan dasi kupu-kupu berwarna merah.
"Waaah… tampan sekali anak kesayanganku," ucap Haewon.
Saat mereka keluar dari kamar, mereka mendapati Yonghwa yang berjalan gontai masih dengan piyamanya. Saat melihat Haewon pria itu berjalan ke arahnya dan menaruh kepalanya pada bahu Haewon.
"Ya… ayo segera bersiap… nanti jika kita terlambat pasti akan kacau," ucap Haewon.
"Biarkan aku mengisi energi ku sejenak." Yonghwa malah menarik Haewon ke dalam pelukannya.
Seunghan yang melihat hal itu tersenyum jahil dan segera pergi meninggalkan kedua orang tuanya itu. Seakan tau kalau dia tak boleh mengganggu. Padahal tak ada yang mengatakan hal itu pada bocah kecil itu.
Haewon akhirnya pasrah, dia membiarkan Yonghwa yang tak biasanya bersikap seperti hari ini.
"Apa sudah cukup? Kita harus segera bersiap," ucap Haewon.
"Baiklah, aku akan bersiap," ucap Yonghwa.
Pria itu mencium kening Haewon sebelum akhirnya pergi ke kamarnya untuk bersiap. Sedangkan Haewon membeku karena perlakuan Yonghwa.
Setelah keduanya bersiap, mereka pergi dengan mobil yang dikendarai Yonghwa menuju kediaman Myungho.
Setibanya di sana, Myungho segera menyambut keluarga Yonghwa dengan bahagia. Sedangkan dari kejauhan tampak Myungeun sedang menyusun rencananya.
"Jadi ini wajah dari istri seoarang Lee Yeonghwa." Myungeun mendekat ke arah mereka.
Tampaknya kali ini wanita itu akan menggunakan Haewon sebagai titik lemah Yonghwa.
"Ada apa? Kenapa jika ini adalah menantuku?" Myungho bertanya pada Myungeun dengan nada sedikit tak enak.
"Tidak ada ayah," ucap Myungeun yang menciut karena tak menyangka ayahnya mendukung Yonghwa.
"Sudahlah, ayo masuk," kata Myungho mempersilahkan keduanya untuk masuk.
Di dalam Haewon melihat Seongeun telah datang lebih dulu. Mereka secara alami berkumpul dan berdiri berdampingan.
Saat acara dimulai satu persatu tamu yang hadir memberikan hadiah untuk Myungho. Kali ini giliran Chanhee dan Seongeun. Kakek tampak bahagia menerima lukisan mahal yang mereka berikan.
Setelah itu giliran Haewon yang maju dan memberikan sebuah jam mahal untuk Myungho. Dan tak lupa si kecil Seunghan memberikan hadiah pesawat kayu untuk kakeknya.
Acara berlangsung dengan damai sampai saat memotong kue tiba, Myungho memberikan potongan itu pada Yonghwa lalu Chanhee. Hal itu membuat Myungeun marah dan mengacaukan pesta.
"Ayah, kenapa ayah memberikan kue pada si pembunuh dan orang asing," ucap Myungeun.
"Lee Myungeun! Jaga bicara mu! Siapa yang kau sebut orang asing dan pembunuh?" Myungho meninggikan suaranya.
"Sudah jelaskan ayah memungut Chanhee dari tempat pembuangan sedangkan pria itu." Kali ini jarinya ia arahkan pada Yonghwa.
"Pria itu adalah pembunuh! Dia lah yang membunuh Inhwa dan Jaehyuk. Sekarang, lihatlah dia dengan tanpa rasa bersalah mengakui Seunghan sebagai anaknya,"
Tepat setelah Myungeun selesai berbicara, Myungho segera mengayunkan tangannya dan menampar wajah wanita itu. Semua tamu yang ada tercengang. Begitu pula dengan Haewon. Kini gadis itu tengah memeluk Seunghan agar tak menyaksikan kejadian itu.
"Apa yang kau katakan!" ucap Myungho marah.
"Pergi dari sini!" Kali ini Myungho mengusir wanita itu.
"Ayah lebih memilih mereka dan mengusirku?" Dengan dramanya Myungeun semakin membuat keributan.
"Cukup!" Yonghwa bersuara.
"Ayo pergi!" Yonghwa menggendong Seunghan dan menarik Haewon pergi dari sana. Di belakang Yonghwa, Chanhee juga ikut pergi sambil menggandeng Seongeun.
Yonghwa merasa terhina dengan perkataan bohong dari Myungeun, sedangkan kakeknya Myungho, tak dapat berbuat banyak. Dia memilih membiarkan Yonghwa dan Chanhee pergi.
Disisi lain Yonghwa takut, Haewon akan percaya dengan semua perkataan Myungeun dan ikut pergi meninggalkannya.
Kini mereka tengah diselimuti keheningan, setelah Yonghwa membawanya keluar, Haewon belum mengatakan apa-apa. Dia hanya menenangkan Seunghan yang tampak gelisah karena kejadian tadi.
Sementara itu, Yonghwa mengendarai mobilnya menuju sebuah tempat. Dia tak ingin Haewon ikut pergi meninggalkannya. Dia ingin Haewon tau semua kebenarannya.
Haewon tampak sedikit bingung tatkala Yonghwa membawa mobilnya masuk ke sebuah pemakaman. Gadis itu menatap wajah Yonghwa dan bertanya lewat tatapannya.
"Aku ingin kau menemui kedua orang tua Seunghan." Yonghwa melepas sabuk pengaman miliknya dan turun dari mobil meninggalkan Haewon.
Di belakang tampak Chanhee dan Seongeun tiba di sana dengan mengendarai motor. Haewon menitipkan Seunghan pada mereka sebelum akhirnya gadis itu mengejar Yonghwa yang telah lebih dulu masuk kedalam.