Seseorang yang sadar bahwa patah hati yang dialaminya adalah salah satu cara Allah untuk mempertemukannya dengan cinta yang sebenarnya, tentu hatinya tidak akan terlalu meringkih hanya karena patah hati.
Pembatalan pernikahan secara mendadak itu membuat Ayah dan Kakaknya terkejut begitu juga dari pihak Ferdinan.
Malam itu di ruang keluarga, suasana menjadi hening karena tidak ada yang memulai pembicaran. Pak Andi yang sudah terlanjur kesal dengan keputusan Tiara tidak mau memulai pembicaraan kecuali Heru.
"Ra, coba jelaskan kepada kami semua, kenapa kamu membatalkan pernikahanmu tiba-tiba!" Tanya Heru dengan suara yang lembut.
Tiara hanya diam tidak mau bercerita apa pun kecuali kata maaf yang berulang kali dia ucapkan, kemudian dia pamit pergi ke kamarnya sambil menahan air matanya.
Bu Jeny yang tidak tega melihat Tiara terus disalahkan, dia pun menceritakan semuanya kepada Ayah dan Kakaknya Tiara.
Mendengar cerita itu Heru langsung geram, dia tidak terima adik kesayangannya dilukai sampai dua kali.
Ayah yang sedari tadi hanya terdiam mendengarkan penjelasan Istrinya, merasa menyesal telah marah kepada Tiara bahkan sampai tidak mau bicara dengan Tiara.
Hari demi hari terus berlalu, Tiara mulai menyibukkan dirinya dengan banyak kegiatan, dia lebih sering menghabiskan waktu menemani Ibunya di rumah, mulai dari memasak, sampai mengurus rumah. Ia tidak lagi memperdulikan pandangan orang lain terhadapnya karena yang terpenting adalah bagaimana sikap orang tua dan saudaranya.
Orang-orang yang ada di rumah sampai dibuatnya kagum akan ketegaran hatinya, meskipun sedang terluka tapi dia mampu membalut lukanya dengan keceriaan yang selalu diperlihatkannya kepada semua keluarganya.
Keceriaan Tiara membuat semua orang lupa akan kesedihan yang lalu, semua terbukti dari tidak ada satupun keluarganya yang menyinggung soal batalnya pernikahan Tiara.
Sekarang Tiara menjadi motivator buat teman-temanya, dia menjadi pendengar yang baik sekaligus mampu membuat hati temannya yang terluka sembuh kembali.
Di suatu malam, Tiara kedatangan salah satu teman kecilnya, dia datang dengan wajah muram dan benar-benar membuat Tiara merasa bingung.
"Naela kamu kenapa?" Tanya Tiara sambil duduk di dekat Naela yang sedang merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Naela menatap Tiara penuh arti, "Aku diputusin Alfan secara sepihak kak!"
Tiara mengerutkan keningnya, "Putus? Kapan?"
"Sebulan yang lalu ... " Jawab Naela.
"Sebulan yang lalu? Tapi kenapa kamu ceritanya sekarang?"
"Aaanggg..... Aku frustasi makanya tidak pernah keluar rumah apalagi aku lagi sibuk skripsi, aku jadi tambah sesak"
"Oh"
Naela mengerutkan keningnya. "Kok cuman oh?"
Tiara tersenyum, "Apa kamu mau aku beri saran?"
"Iya"
Setelah mendapat persetujuan dari Naela, Tiara langsung memberikan saran yang pernah Rasty berikan padanya, Naela pun langsung mengangguk.
"Aku akan mencobanya!" Kata Naela penuh semangat.
"Tapi bagaimana kejadiannya?"
Naela mencoba mengingat-ingat apa yang sudah terjadi antara dia dan Alfan. Ia pun membawa Tiara ke masa lalunya.
Flash back.
Di suatu malam, Naela baru saja pindah ke kos yang baru, karena dia merasa tidak nyaman di kosnya yang lama, tiba-tiba dia mendapat pesan dari Alfan.
Alfan : Nae, kita putus ya!
Wajah Naela menjadi merah padam, bagaimana tidak, dia yang dulunya tidak pernah serius pacaran dan sering cuek, tiba-tiba bertemu dengan lelaki yang membuat dia merasakan cinta yang dalam, namun tidak disangka dia diputuskan tanpa alasan.
Naela : Apa maksudmu?
Alfan : Ya, aku ingin kita putus.
Naela : Apa? Kamu tidak bisa melakukan ini padaku, pokoknya kamu harus datang menemuiku malam ini, kita jadian baik-baik maka kita harus putus baik-baik!
Alfan : Baiklah, aku akan menemuimu sekarang.
Setelah membaca pesan Alfan, Naela menangis sejadi-jadinya, temannya benar-benar merasa bingung.
Setelah beberapa saat kemudian Alfan tiba di kos Naela dan dengan ekspresi gelap Naela menunjuk wajah Alfan.
"Katakan padaku kenapa kamu mutusin aku tiba-tiba?" Naela benar-benar kalut sampai dia tidak menghiraukan semua penghuni kos yang mendengar semua perkataannya.
Alfan hanya terdiam sambil menunduk.
"Kenapa kamu hanya diam hah? Berikan ponselmu sekarang!" Teriak Naela.
Dengan paksa Naela merebut ponsel Alfan dan dengan gemetar dia memeriksa ponsel Alfan untuk pertama kalinya setelah pacaran hampir tiga tahun.
Naela semakin merasa kesal karena tidak menemukan apa pun di Ponsel Alfan.
"Naela, maaf kalau kita harus putus." Ucap Alfan dengan pelan tanpa memberikan penjelasan apa pun.
Naela menyeka air matanya lalu memalingkan wajahnya dari Alfan.
"Segera pergi kamu dari sini, aku tidak ingin melihatmu lagi!"
Mendengar perkataan Naela, Alfan langsung pergi meninggalkan kos Naela.
"Dasar lebay ..." Ucap salah satu penghuni kos yang terkenal menyebalkan, siapa lagi kalau bukan Noval.
Mendengar ucapan Noval, Naela menatapnya dengan sinis, setelah itu Naela langsung berlari masuk ke kamarnya dan menangis sejadi-jadinya.
Back.
"Begitu ceritanya ..." Kata Naela dengan berderai air mata.
"Tragis juga. Hehehe ..." Ucap Tiara sambil tersenyum karena dia merasa lucu dengan apa yang Naela lakukan.
Naela hanya bisa cembrut melihat Tiara tersenyum, dia malah memeluk Tiara sambil menangis, dan sekali lagi kisah Naela memberi pelajaran baru buat Tiara. Seketika itu ia bersyukur karena pengalaman yang pernah dia alami bisa menjadi pelajaran berharga hingga dia bisa memberi nasihat untuk orang lain.
Keesokan harinya, Naela kembali ke Mataram dan siang harinya dia langsung masuk ke kampus. Pagi itu ia harus mencari beberapa buku yang bisa ia jadikan rujukan untuk skripsinya.
Di perpustakaan dia tidak sengaja bertemu Alfan. Ia pun menerapkan apa yang sudah diajarkan oleh Tiara.
Ia tersenyum dengan mulus seolah tidak pernah terjadi apa pun padanya dengan Alfan.
Seketika itu Alfan bingung dengan sikap dan ekspresi Naela. Ia juga tidak pernah melihat postingan sedih Naela lagi di akun sosial medianya.
Sehari setelah pertemuan itu, Alfan tiba-tiba menghubungi Naela, dan tentunya Naela memainkan peran sesuai petunjuk Tiara, anehnya dia merasa tidak sakit hati lagi setelah melihat Alfan berulang kali meminta untuk bertemu.
Kejadian itu langsung ia ceritakan pada Tiara lewat pesan.
Naela : Kak Tiara, aku ingin cerita nih, kalau saran Kakak ternyata ampuh banget! Sekarang hatiku sudah baik-baik saja! Walaupun dia minta balikan tapi aku menolaknya dengan tegas.
Tiara yang sedang sibuk memeriksa tugas murid-muridnya dikejutkan oleh pesan dari Naela, langsung saja dia membalas pesan itu sambil tersenyum.
Tiara : Bagus kalau begitu, semoga kamu bisa mendapat ganti yang lebih baik!
Naela : Aamiin, terima kasih ya Kak atas sarannya! Aku sekarang ingin fokus untuk menyelesaikan skripsiku, dan aku juga berdo'a semoga Kakak juga bisa segera menemukan jodoh terbaik!
Membaca pesan dari Naela, Tiara ikut senang. Namun, hatinya tiba-tiba menjadi ngilu. Mendengar tentang cinta ia benar-benar lelah dan mulai menyerah akan cinta.