Chereads / Cinta Yang Dirindukan / Chapter 30 - Tidak Semudah Itu!

Chapter 30 - Tidak Semudah Itu!

Satu bulan menikah, Rasty menghubungi Tiara dan memintanya untuk menginap di rumah orang tua Rasty karena Rafa sedang keluar kota.

"Kakak Rasty ... Bagaimana rasanya menjadi istri orang yang tidak Kakak cintai?" Sambil memeluk bantal guling, Tiara menatap Rasty yang sedang berpikir untuk menemukan jawaban dari pertanyaan Tiara.

"Mmm ... Kami berdua masih malu-malu. Kadang kami duduk sambil bercerita, kadang juga kami diam tidak saling bicara. Kalau aku masak sesuatu dia tidak pernah berkomentar, tapi aku memperhatikan komentarnya dari sikapnya, kalau dia suka masakan itu pasti dia habiskan, tapi kalau dia tidak suka kadang dia tidak makan, dan itu sempat membuatku kesal, tapi aku gengsi mengatakan itu padanya ..." Jelas Rasty sambil tersenyum.

Tiara merasa sedang mendengar kisah yang ada di FTV, karena dia berpikir kalau kisah Rasty dan Rafa mulai seru untuk didengarkan.

"Semalam dia memberitahuku kalau dia akan keluar kota. Paginya dia berangkat lebih awal sehingga ia tidak sempat sarapan dan aku menjadi khawatir. Sejak dia pergi sampai sekarang, aku bertanya-tanya apakah dia sudah makan atau belum. Aku ingin bertanya tapi .... " Kata Rasty lagi dengan cemberut.

"Kalau begitu kenapa Kakak tidak menelepon atau mengirimkan pesan padanya?"

"Aku malu. Hehehe ..."

Tiara mengerutkan alisnya karena tidak habis pikir kenapa sahabatnya bisa gengsi sekali padahal itu suaminya. Padahal ia cukup bertanya hal sesederhana itu tapi tidak bisa. Apakah sebegitu susahnya?

"Baiklah, jangan bicara lagi! Sebaiknya kita tidur karena sudah jam 11 malam!" Kata Tiara yang sudah mulai mengantuk itu.

"Oke." Rasty memejamkan matanya bersama Tiara. Ia berusaha untuk terlelap tapi nyatanya tidak bisa terlelap karena pikirannya terus tertuju kepada Rafa.

Sesekali Rasty melirik ponselnya lalu membukanya dan menutupnya. Begitulah yang terjadi selama beberapa menit.

Tiara mendesah ketika menyadari kalau Rasty belum tidur.

'Apakah ini yang namanya pacaran setelah nikah? Tinggal telepon atau kirim pesan saja harus berpikir panjang.' Batin Tiara dengan heran.

Tiara masih ingat kalau kemarin Rasty nangis-nangis tidak mau nikah, sekarang suami jauh sedikit sudah dilanda gelisah, apakah cinta memang tumbuh karena terbiasa atau bagaimana?

Tepat saat itu, ponsel Tiara berbunyi. Seketika itu Tiara langsung membuka pesan yang baru saja masuk itu. Ternyata itu pesan dari Ferdinan. Tiara pun merasa malas untuk membalasnya.

"Siapa?"Tanya Rasty.

Tiara melirik Rasty dengan malas. "Ferdinan .. "

"Mau apa lagi dia?"

"Mari kita cari tau kalau begitu. Hehehe...." Jawab Tiara sambil tersenyum licik.

Rasty pun mengangguk. Setelah itu Tiara segera membalas pesan dari Ferdinan.

Tiara : Wa'alaikumsalam

Ferdinan : Ra, maaf jika aku mengganggu! Aku hanya ingin mengatakan padamu kalau aku sangat menyesal dan benar-benar ingin meminta maaf!

Tiara mengerutkan alisnya ketika selesai membaca pesan dari Ferdinan.

Setelah lama berpikir Tiara kembali membalas pesan Ferdinan dengan tenang.

Tiara : Semua yang ada di antara kita sudah selesai. Jadi, tidak ada yang perlu dimaafkan!

Ferdinan : Alhamdulillah kalau begitu. Ra, ayo kita menikah! Aku janji kali ini aku tidak akan mengajakmu hanya pacaran saja, tapi aku ingin kita langsung menikah, orang tuaku juga hanya ingin aku bersamamu!

Rasty yang sedari tadi ikut membaca pesan Ferdinan langsung tersenyum jahat.

Tiara : Terima kasih, tapi aku tidak berminat.

Ferdinan : Apakah secepat itu kamu melupakan aku? Tidak bisakah kita mulai dari awal dan melupakan masa lalu? Aku yakin kalau aku pasti bisa membuatmu jatuh cinta lagi padaku!

Tiara : Maafkan aku! Tapi, aku sudah lupa bagaimana caranya jatuh cinta. Jadi jangan terlalu yakin!

Setelah berkata seperti itu, Tiara mematikan ponselnya.

Percakapan yang singkat itu membuat Ferdinan kehabisan kata-kata. Balasan yang diinginkannya tidak sesuai harapannya. Sedikit kesal bercampur rasa malu dan penasaran apakah gadis yang dulu pernah mewarnai hidupnya sudah melupakan kenangan mereka?

Masih teringat jelas bagaimana Ferdinan mencampakkan perasaannya. Ferdinan yang begitu lantang mengucapkan kalimat putus hanya demi perempuan yang baru dikenalnya. Tidak heran jika Ferdinan lebih memilih wanita itu, selain cantik mereka sering menghabiskan wktu bersama di jam istirahat atau saat libur kerja. Sedangkan Tiara berada jauh darinya.

Sekarang Ferdinan ingin kembali, bagaimana bisa dia semudah itu datang dan pergi?

Cinta di antara mereka memang tidak mudah untuk dilupakan, sudah banyak kisah yang mereka lalui, susah senang mereka hadapi bersama, janji sehidup semati mereka lukiskan di dinding hati mereka, tapi sekarang semua tinggal kenangan yang menyisakan puing-puing kepiluan dan penyesalan.

Pilihan yang dipilih Ferdinan sudah menancapkan luka yang teramat dalam di hati Tiara.

"Ra, kamu sudah melakukan yang benar!" Perkataan Rasty mengejutkan Tiara dari lamunannya.

"Hehehe ... Iya. Ngomong-ngomong kenapa Kakak belum tidur?"

"Aku kepikiran Rafa" Jawab Rasty.

"Astaga ... Kakak itu bikin pusing deh! Sekarang coba hubungi Rafa, tanya dia lagi apa dan apakah dia sudah makan!" Tiara gregetan sendiri melihat kelakuan sahabatnya itu.

Rasty pun langsung mengambil ponselnya. Ia mencoba mengikuti saran dari Tiara.

Namun, ia hanya menulis dan menghapusnya berulang kali tanpa mengirimnya.

"Kenapa dihapus dan tidak dikirim?" Tiara semakin gregetan.

Rasty mematikan ponselnya. "Udah ah aku malu, kita tidur saja yuk!"

Tanpa menunggu respon Tiara, Rasty langsung tidur membelakangi Tiara.

'Astaga ... Ini memang sedikit aneh, tapi aku merasa ini juga lucu dan romantis. Khem ... Jadi ingin tau bagaimana rasanya pacaran setelah nikah sama suami' Batin Tiara.

Setelah selesai membatin, Tiara pun langsung menyusul Rasty yang lebih dulu tertidur. Tidak lama kemudian, Tiara pun terlelap.