Terus menekan dada Elleanor Allmora sedalam kurang lebih lima sentimeter dengan hati-hati, sebanyak tiga puluh kali dengan rata-rata kecepatan seratus kali tekanan per menit. Memastikan dada kembali ke posisi semula untuk ditekan, dan kembali memeriksa nafas Elleanor Almorra sekali lagi. Bahkan ia semakin panik saat semua cara yang ia lakukan tidak berhasil menyadarkan gadis kecil itu, hingga ia tiba tiba memikirkan cara terakhir, yaitu mendongakkan kepala Elleanor Allmora dan mengangkat dagunya untuk membuka jalan pernapasannya. Melakukannya dengan sangat hati hati, karena ada kemungkinan terjadinya cedera leher atau tulang belakang. Setelah itu, tak menunggu lama, ia langsung memencet hidung Elleanor Almorra, kemudian tiupkan udara ke arah mulut sebanyak dua kali dalam satu detik. Hingga berulang kali hingga akhirnya membuat Elleanor Allmora tersadar, bahkan langsung memuntahkan air yang tertelan.
Hingga peristiwa itu berlalu, bahkan tak seorang pun yang mengetahuinya selain mereka bertiga. Entah apa yang di pikiran Elleanor Allmora saat itu, dan sampai saat ini, sepuluh tahun berlalu, Elleanor Allmora sudah tidak pernah lagi menyebutkan nama Vincenzo Squire. Apa itu artinya, sikap Vincenzo Squire saat itu benar benar sudah membuatnya kecewa dan terluka?
Ethan Sharos kembali menarik nafas berat, menatap wajah gusar Elleanor Allmora.
"Kau belum menjawabku. Bagaimana sikap tuan muda terhadapmu?" tanya Ethan Sharos sekali lagi, setelah mengingat kisah dulu yang membuat hatinya sedikit merasa sakit.
"Dia baik," jawab Elleanor Allmora singkat.
"Sungguh?" tanya Ethan Sharos yang terlihat masih belum yakin.
"Yah," angguknya mengulas senyum.
"Baiklah, aku percaya itu." balas Ethan Sharos tak ingin membahasnya lebih lama lagi, karena sejujurnya hal itu selalu membuatnya gelisah.
Di tambah lagi saat tahu, jika Elleanor Allmora akan bersama Vincenzo Squire yang akan sulit ia jangkau. Bahkan ia sudah memikirkan, bagaimana perasaan gadis itu nantinya. Bagaimana gadis itu akan menangis seorang diri, tanpa seseorang yang menggenggam tangannya dan mengatakan jika semua akan baik baik saja.
"Baiklah, sebaliknya aku pulang. Mungkin saat ini aku sedang sangat beruntung, sebab bisa bertemu denganmu, andai saja aku kesini esok hari, aku mungkin tidak akan melihatmu lagi." balas Ethan Sharos. "Jadi, berjanjilah, kau akan baik baik saja."
"Apa kau akan pergi sekarang?" tanya Elleanor Allmorrra, terlihat tak ingin Ethan Sharos pergi.
"Iya, sepertinya Reberta sudah selesai dengan semuanya," balas Ethan Sharos mengusap rambut panjang kecoklatan Elleanor Allmora yang bahkan langsung melangkah memeluknya.
"Apa kau akan mengunjungi ku?" tanya Elleanor Allmora yang masih berada di dalam pelukan pria itu.
"Apa tidak masalah dengan itu?"
"Apa maksudmu?" tanya Elleanor Allmora mendongak ke atas, menatap wajah Ethan Sharos yang juga tengah menatapnya.
"Apa kau ingin aku mengunjungimu? Aku bahkan ragu, takut jika kau keberatan..."
"Tidak sedikitpun Ethan, aku... " kalimat Elleanor Allmora tertahan di tenggorokan, susah paya mengungkapkan perasaan yang di rasakan saat ini.
"Ada apa?"
"Aku bahagia jika terus berada ndi sampingmu, bagaimana aku akan keberatan jika di kunjungi olehmu, kau satu-satunya milikku," jawab Elleanor Allmora menggetarkan hati Ethan Sharos yang langsung membalasnya dengan satu senyuman dan kecupan hangat di pucuk kepala. Tak mengerti mengapa ia sangat bahagia saat mendengar ucapan gadis itu barusan, berbunga dengan gadis yang berusia jauh lebih muda darinya.
"Tentu saja, aku pasti akan sering mengunjungimu." balas Ethan Sharos, membenamkan tubuh Elleanor Allmora di dalam dekapannya, mengabaikan jika debar jantungnya yang berirama akan di dengar oleh gadis itu.
"Aku rasa cukup! Waktunya pulang!!" ucap Vincenzo Squire yang entah sejak kapan berdiri di sana dengan wajah kelabu.
Bahkan tanpa aba aba yang langsung mencengkram kuat lengan Elleanor Allmora yang seketika gelisah, saat mendapati ekspresi Vincenzo Squire yang terlihat begitu menakutkan, tatapan dingin yang seolah bisa membekukan tubuh seseorang, juga tajam hingga seketika menembus jantung.
"Selamat sore tuan muda." sapa Ethan Sharos setenang mungkin, saat hatinya merasa sakit ketika melihat lengan Elleanor Allmora yang tengah berada di dalam cengkraman Vincenzo Squire yang masih menatap tajam, abaikan Elleanor Allmora yang nampak meringis menahan sakit.
"Apa kau tak pernah tahu sebuah peraturan? Menyentuh hak milik orang lain tanpa izin sama saj dengan seorang pencuri?"
Vincenzo Squire menatap tajam, mengepal kuat dengan emosi dan amarah di dalam hatinya.
"Maaf jika menyinggung perasaanmu! Aku hanya mengucapkan selamat tinggal pada Azurri,"
"Azurri?!"
"Demi Tuhan, hentikan ini." serga Elleanor Allmora ketika cengkraman Voncenzo Squire semakin kuat di lengannya.
"Aku harapan kau tidak melupakan apa yang sudah aku katakan padamu Clementi," ucap Vincenzo Squire dengan pandangan yang tak lepas dari Ethan Sharos.
"A-ku tau."
"Lalu? Apa yang kau lakukan?" tanya Vincenzo Squire akhirnya mengalihkan pandangan ke arah gadis itu.
"Aku hanya..."
"Haruskah aku mengulanginya lagi?" potong Vincenzo Squire, sedang Elleanor Allmora masih terdiam, menatap Vincenzo Squire sekilas, tatapan yang terlihat penuh dengan kebencian. Namun meskipun demikian, Elleanor Allmora tak mampu untuk mengucapkan apapun. Ia hanya terus diam sambil menahan sesak di hatinya.
"Anda jangan salah paham... "
"Aku tak berbicara denganmu!! Dan... Aku ingatkan, berhenti menemui Clementi." potong Vincenzo Squire kembali menatap Ethan Sharos.
"Kau gila??!" balas Elleanor Allmora, namun di abaikan oleh Vincenzo Squire yang langsung melangkahkan kakinya dengan tangan yang masih mencengkram lengan gadis itu.
"Ethan.. " panggil Reberta panik saat keluar dari pondok dan mendapati Ethan Sharos yang masih berdiri dengan kedua telapak tangan terkepal kuat, sambil menatap kedua punggung Vincenzo Squire dan Elleanor Allmora yang perlahan menghilang dari balik pepohonan pinus.
"Reberta, apa Azurri akan naik baik saja?" tanya Ethan Sharos tanpa memalingkan pandangannya.
"Yah, ia akan baik baik saja." angguk Reberta.
"Kenapa aku sulit mempercayai itu." balas Ethan Sharos.
"Ethan... Tuan muda adalah pria baik, dia hanya... "
"Azurri nampak tertekan Reberta."
"Lalu apa yang harus aku lakukan Ethan? Tuan muda berhak atas nona Clementi. Baik aku ataupun kamu, tidak ada yang bisa kita lakukan untuk nona muda."
"Aku akan membawanya pergi,"
"Ethan.. "
"Suatu hari nanti, aku akan membawanya pergi dari sisi tuan Vincenzo. Aku berjanji untuk itu Reberta." ucap Ethan Sharos yang langsung melangkah pergi, meninggalkan Reberta yang masih berdiri dengan sebuah koper besar di tangannya.
Sedang di dalam Villa, terlihat Vincenzo Squire yang tengah berdiri bersedekap tepat di hadapan Elleanor Allmora yang tengah duduk di sofa, tertunduk dengan mulut yang terus bungkam. Bahkan Celio dan Mozha Filippo tak mampu berbuat apapun untuk menarik Elleanor Allmorra dari hadapan Vincenzo Squire yang terlihat sangat murka disana dengan beberapa barang yang sudah terlihat berserakan di atas lantai.
"Ini peringatan terakhir dariku Clementi, sebaiknya kau tak mengabaikan peringatanku. Aku bukan pria baik hati yang memiliki kesabaran ekstra. Jangan pernah menguji kesabaranku!" ucap Vincenzo Squire yang masih berdiri di hadapan Ellenor Allmora yang masih menutup mulutnya rapat.
"Apa kau mendengarku?"
"Yah, " jawab Elleanor Allmora tanpa menatap wajah pria itu.
"look into my eyes Clementi. Bukan lantai yang berbicara padamu saat ini," balas Vincenzo Squire. Bersamaan dengan Elleanor Allmora yang langsung mengangkat wajah, menatapnya tajam. Hingga iris mata coklat terang seketika menghipnotis Vincenzo Squire, bahkan diam diam menikmati wajah sempurna Elleanor Allmora, meskipun gadis itu tengah marah padanya, namun ekspresi itu justru membuat Vincenzo Squire terpesona setengah mati, bahkan jantungnya tiba tiba berdebar, dan untuk yang pertama kalinya ia merasakan demikian. Hingga terlihat jelas jika pria itu sangat menginginkan Elleanor Allmora, dan akan melakukan apapun agar bisa memiliki gadis itu.
"Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu Clementi?"
"Aku membencimu!!"
* * * * *
Bersambung...