"Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Bagaimana kalau Elisa melahirkan disaat aku belum ada disisinya? Uh! Kau telah menggali kubanganmu sendiri, Jo!" rutukan yang ditujukan Jonathan pada dirinya sendiri, terpaksa diluncurkan bibir pria itu dengan begitu perlahan. Di depan layar laptop yang menyorot bagian depan wajahnya, Jonathan terlihat gelisah.
Jonathan tiba-tiba tersentak. Suara pintu kamar yang terbuka, membuatnya menoleh. Ternyata Jihan datang menghampirinya. Wanita itu mengalungkan kedua tangannya pada bahu Jonathan. Berbisik di telinga pria itu perlahan, "Kenapa kamu gak tidur, Jo? Ayolah … tidur sekarang," ajaknya.
Berpikir cepat untuk memberikan alasan, Jonathan bekata, "Pekerjaanku belum selesai, Sayang," kilahnya seraya menoleh dan menatap wajah Jihan yang tepat berada di samping wajahnya. Seketika raut wajah Jihan berubah, dan melepaskan kedua tangannya dari bahu Jonathan. Memundurkan tubuhnya, dan berjalan kesamping. Kini Jihan berdiri di sebelah Jonathan.