Beni memandangi sebuah koper hitam yang baru saja dibelinya. Kopernya yang lama sudah terlalu tua untuk kepergian istimewanya kali ini.
Benar, pria itu sudah memutuskan untuk menyusul Elisa ke Singapura. Sudah lama rasanya lelaki itu tidak mendengar kabar tentang Elisa apalagi menlihat wajah itu. Seorang Beni sejujurnya terlalu merindukan sosok itu setelah sekian lama menghadapi banyak cobaan perasaan yang tak terbalaskan.
"Hmm … kurasa Jonathan tidak akan membolehkanku kalau aku berangkat untuk menemui Elisa," gumam Beni bicara sendiri. Lelaki itu kini duduk di atas ranjangnya dan melipat beberapa baju yang sedikit lagi selesai dia packing.
"Tapi, aku harus bilang apa pada Jonathan?" pikirnya lagi.
Setelah melipat pakaian dan menaruhnya ke dalam koper, Beni pun bergerak mengambil ponselnya. Dia harus segera menelpon Jonathan karena dia tidak mau atasannya itu marah karena tiba-tiba baru dikabari tentang keberangkatannya.