Chapter 148 - Curiga

Usai berkonsultasi dengan dokter mengenai water birth, dan menyimak segala penjelasan rinci dari dokter. Kini, Dicky dan Elisa keluar dari ruangan itu.

"Gimana kalau sekalian saja kita makan siang?" usul Dicky saat mereka berjalan beriringan, keluar dari areal rumah sakit.

"Boleh, kebetulan aku juga lapar," sahut Elisa setuju dengan usul Bryan.

"Hm, gimana kalau kita ke Bugis street food?" usulnya lagi.

Elisa tampak berpikir sejenak sebelum menjawab usul dari Dicky. "Hmm, kayaknya nggak deh. Aku mau makan di Mall yang dekat sama apartemenku saja. Gimana?" tolak Elisa sembari bertanya tentang pendapat Dicky jika mereka makan siang di Mall yang berjarak cukup dekat dengan apartemennya.

"Oke deh. Tapi … bukannya kamu pernah bilang kalau pengen menikmati makanan autentik khas Singapura dulu," ujar Dicky bertanya tentang Elisa yang berubah pikiran.

"Hmm, aku cuma lagi malas pergi jauh, Dick. Aku selalu merasa mudah lelah," kilah Elisa.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS