Jihan menghela napas saat harus menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa bertemu dengan Bryan hari ini. Jujur saja, dia khawatir dengan keadaan lelaki itu, apalagi setelah kecelakaan parah yang menimpa Bryan.
"Bryan sudah dipindahkan dan tidak dapat besuk, kenapa waktunya sama sekali tidak tepat padahal aku baru saja sampai di rumah sakit ini," batin Jihan dalam hati. Wanita itu duduk di bangku sambil memandangi lobi rumah sakit yang dilewati oleh orang-orang yang berlalu lalang.
"Jadi, bagaimana, Sayang?" tanya Jonathan yang duduk di sampingnya. Dia bisa melihat wajah lelah pada Jihan karena tadi mereka melalui kemacetan yang cukup parah untuk menuju ke rumah sakit ini.
"Hmm …." Jihan hanya bergumam pelan. Pikirannya masih diisi oleh Bryan dan dia kecewa tidak dapat melihat keadaan lelaki itu. "Kalau aku meminta untuk menunggui Bryan di rumah sakit ini, Jonathan pasti akan merasa kesal," batinnya.
"Sayang?" Jonathan kembali memanggil istrinya itu.