Bibir Jonathan melekat di bibir Jihan cukup lama. Membuat napas Jihan tertahan sesaat, karena tidak siap menerima ciuman itu.
Terkejut menerima sentuhan pada bibirnya, namun di dalam hatinya, Jihan merasa hatinya berbunga-bunga bahagia.
Detik berikutnya disaat Jonathan melepaskan bibirnya, kedua mata mereka saling bersitatap, namun wajah Jihan perlahan menunduk. Rasa bahagia dan malu bercampur aduk dalam hatinya.
Jonathan masih menatap wajah wanita di depannya yang tertunduk malu.
"Hei ... kenapa Jihan?" tegur Jonathan dengan suara lembut. "Kok malu-malu begitu sama aku?" imbuhnya menggoda.
Perlahan kepala wanita di hadapannya kembali tegak dengan tatapan lekat ke arah manik mata Jonathan.
"Habisnya kamu kemarin sudah membuatku kesal. Buat apa bikin aku penasaran dan curiga sekaligus dengan ghostingan kamu? Kamu bikin mood-ku jadi buruk. Dan sekarang tiba-tiba kamu datang tanpa memberitahuku sama sekali," ujar Jihan dengan manja, dan menunjukkan sikap kesal pada Jonathan.