Terdengar suara tuts keyboard yang mendominasi ruang kerja tempat dimana kini Elisa sedang berada. Sudah dua jam wanita itu tidak menolehkan pandangan dari layar komputernya sedangkan jari jemarinya terus menari-nari di atas keyboard.
Meski tubuhnya bergerak melaksanakan tugas dan pekerjaannya hari ini, namun otak atau pikirannya sebetulnya sedang memikirkan hal lain.
Beberapa ingatan tentang sikap Jonathan akhir-akhir ini membuat Elisa sangat terdistraksi. "Kenapa dia begitu?" pikir Elisa yang menghadap komputer namun masih memasang wajah datar.
"Mengapa lelaki itu bersikap aneh?" batinnya lagi.
"Elisa …." Seorang rekan kerjanya datang ke ruangan dan menghampiri mejanya. Wanita yang usianya lebih tua dari Elisa menyodorkan beberapa lembar kertas.
Elisa yang hampir bermenung untungnya sigap dan segera berhasil menyadarkan diri. "Ah, ya?" jawabnya cepat.
"Tolong periksa dokumen ini ya, nanti kalau ada revisinya kirimkan lewat email. Saya tunggu lima belas menit lagi, ya."