Amarah Jonathan masih saja berkobar saat dipaksa kembali mengingat perdebatannya dengan Bryan tadi. Ia benar-benar tak menyangka jika Bryan akan seberani ini, merebut Elisa dari sisinya. Bahkan, pria itu tak peduli bila Elisa adalah wanita yang sudah bersuami. Mungkin akal pria itu sudah tidak sehat lagi. Memangnya, tidak adakah wanita selain Elisa? Sehingga Bryan ngotot akan terus mendekati istrinya.
Akibat kejadian tak mengenakkan itu, turut membawa dampak buruk pada para karyawan yang pada akhirnya menjadi tempat pelampiasan amarah Jonathan. Masalah sepele menjadi terlihat besar di mata Jonathan saat itu. Pria yang menjabat sebagai CEO tersebut memang tak pandai mengontrol emosi yang bergejolak. Amarahnya terus meledak-ledak tanpa bisa diredam.