Hari demi hari berlalu. Dan Kasih masih saja melakukan hal yang sama setiap hari. Membuat sketsa dan desain sepatu wanita yang terbaik agar bisa memenangkan hati Segara.
Selama berhari hari Kasih melupakan jam makannya. Terkadang dia hanya makan sehari satu kali bahkan tidak sama sekali. Dia hanya memasukkan sereal ke dalam perutnya karena itu adalah makanan yang paling mudah dia buat.
Kasih sudah seperti mayat hidup. Entah mengapa dorongannya agar dapat masuk ke sana lebih kuat ketika dia hendak masuk di SY kemarin. Apakah benar karena ada Luki waktu itu? Jadi, dia tak perlu khawatir tentang ditolaknya dia di sana. Karena sudah pasti dia akan diterima karena Luki sudah mempromosikannya sejak lama.
Ponsel Kasih menyala. Ini sudah akhir pekan, Dinda bilang dia akan bermain ke rumahnya saat ini.
"Ya Din?"
"Saya sudah sampai di halte, Bu. Setelah ini ke mana ya?" tanya Dinda.