Kiran dikejutkan oleh ponselnya yang berdering pagi hari itu. Dan ketika dia mengecek, ia melihat nomor yang tidak dikenal.
"Halo?" sapa Kiran masih malas, karena dia masih mengantuk.
"Apa benar ini dengan nona Kiran?"
"Hmm benar." Kiran langsung menegakkan punggungnya. Ia pikir ada hal penting yang terjadi—misal dia tak jadi dipecat atau ada informan yang mengatakan kalau Adrian baru saja putus dengan Sarah.
"Ada apa ya?" tanya Kiran. Nyawanya sudah seratus persen terkumpul. Ia melihat nomor asing itu. Namun dia yakin kalau itu bukanlah nomor dari perusahaannya.
"Saya adalah asisten Bapak Ferdinan."
Ferdinan? Pikir Kiran. Sepertinya dia pernah mendengar nama itu. Siapa ya? Kiran berpikir keras mengingat nama yang tampaknya pernah dia dengar belum lama.
"Maaf Pak, tapi saya tidak memiliki teman yang bernama Ferdinan."
"Bapak Ferdinan adalah ayah dari Nona Olivia. Anda sudah pasti mengenal nona Olivia, kan?"
Kiran tanpa sadar mengangguk seperti orang bodoh.
