Giana sedang menikmati makan malam bersama dengan ibunya dan juga Gibran saat ini di rumah Kasih. Meskipun ia belum bisa tinggal bersama dengan ibu dan kakaknya lagi, namun mereka cukup sering bertemu, apalagi jarak rumah Kasih dan juga rumah Gara tidaklah jauh.
Kasih memeriksa ponselnya ketika benda itu bergetar sebentar. Dia lalu menatap Giana dan tersenyum ke arah anak perempuannya tersebut.
"Ada apa bu?" tanya Giana yang merasa jika ibunya saat ini sedang menatap ke arahnya.
"Tidak apa apa sayang. Baru saja om Gara mengirim pesan pada ibu, kalau om Gara sebentar lagi akan menjemput kamu," jawab Kasih.
Giana menjadi murung seketika. Dia merasa tidak adil karena kakaknya saat ini sudah tinggal dengan ibunya, sementara ia masih tinggal di rumah Gara.
"Apa Giana tidak boleh tinggal di sini saja dengan ibu dan kak Gibran?" tanya Giana sedih.