"Lepaskan tanganku Jihan!" Kiran masih meronta hingga ia sudah sampai di ruang tamu dan melihat nenek Gara benar benar telah kembali. Gadis itu diam saja dan menunduk. Dia mengira jika sebentar lagi ia akan tamat dan diusir dari rumah itu.
"Kiran, kenapa kamu diam saja? Cepat beri salam pada nenek," perintah Gara yang melihat Kiran hanya diam dan tak mau menatap ke arah neneknya.
Kiran merasa ada yang tidak beres. Jika nenek Gara mengingat kejadian waktu itu, bukankah seharusnya wanita tua itu sudah mengusirnya sejak tadi? Tapi kenapa dia masih diam saja?
Kiran memberanikan diri mengangkat wajahnya dan menatap wajah nenek Gara. Dan ia sama sekali tak melihat ada tanda kemarahan di sana.
"Nenek tak bisa mengenalimu karena nenek mengalami amnesia sementara."
Kiran kemudian tersenyum mendengarnya. Hingga akhirnya dia meneruskan aktingnya yang berpura pura tak tahu apa apa.
