"Senangnya," ucap Gara sambil tersenyum.
"Kenapa Anda senang?"
"Karena kamu perhatian padaku."
Kasih diam saja. Dia sebenarnya masih malu untuk berhadapan dengan Gara saat ini. Apalagi ketika ia mengingat jika nenek Gara akan merestui hubungan mereka jika perusahaan bisa bertahan dan menang dari SY Grup.
"Bukankah selama ini saya sudah perhatian terhadap Anda?"
"Benar. Tapi aku masih merasa kurang. Tolong beri aku perhatian lebih."
Kasih berdecih kemudian tersenyum.
"Anda harus sembuh pak. Jika Anda menjalani terapi dengan rajin dan sungguh sungguh, maka saya akan menerima perasaan Anda," kata Kasih tiba tiba membuat Gara sontak menoleh ke arah Kasih.
"Kamu serius kan Kasih?" tanya laki laki itu hampir tak percaya.