Juna sempatkan diri menoleh ke belakang ketika dia dan Palupi akan keluar dari restoran. Lintang masih di mejanya, masih bersama pria itu ketawa-ketiwi tanpa peduli padanya, atau memang Lintang tidak menyadari kehadirannya.
Juna menghela napas panjang ketika duduk di balik kemudi. Ada sesak yang sempat dia rasakan, namun sesak itu berangsur melonggar ketika Palupi meremas tangannya.
"Kenapa, Mas?" tanya Palupi hati-hati dengan suara lembutnya.
Juna menoleh dan tersenyum. "Nggak apa-apa. Kita pulang sekarang? Atau kamu mau mampir ke tempat lain?" tanya Juna, mulai menyalakan mesin mobil.
"Nggak sih, Mas. Kita langsung pulang aja."
"Nggak jadi mampir beli martabak nih?" Juna membelokkan kemudi keluar area parkir.
Palupi tertawa kecil dan menggeleng. "Enggak, ah, Mas. Aku kenyang. Memang kamu mau?"
"Aku sih lebih mau kamu daripada martabak itu."
"Mas, ih!"