Gama menatap bayi Agha yang terlelap dengan posisi terlentang. Dua tangan bayi itu merentang. Kepalanya menoleh ke samping agak terangkat. Wajah putihnya sangat bersih. Hidungnya sangat tinggi meskipun masih bayi. Bulu matanya juga lebat. Dan rambutnya berwarna hitam juga tebal.
Gama masih tidak percaya dengan ucapan Sukma bahwa ular yang memeluk Silvana tiap pukul tiga dini hari adalah Agha. Maka, malam ini Gama terjaga dari tidurnya. Dia menghadapkan diri ke boks bayi Agha yang menyatu dengan sisi tempat tidurnya.
Lelaki itu menyelipkan satu jemarinya di genggaman mungil yang tidur dengan terlelap. Dua bulan bersama membuat ikatan batinnya dengan bayi itu makin erat. Gama menyayanginya begitu tulus. Dan dia tidak percaya Agha adalah ular meskipun memang anak angkatnya itu keturunan ular. Rasa tidak rela menyusup jika itu benar terjadi.