Juna baru saja melempar kausnya sendiri setelah dirinya berhasil membuat tubuh Palupi polos tanpa sehelai benang pun. Dia merangkak naik mendekati wanita itu yang duduk di atas ranjang. Juna sengaja menempatkan diri di belakang wanita itu. Dia menarik wajah Palupi ke belakang dan mendaratkan ciumannya kembali sementara itu dua tangannya mulai beraksi memainkan perannya. Dengan masih terus berciuman, dua tangan Juna dari belakang meremas dada Palupi, membuat gerakan berputar, dan memijat lembut.
Sesekali Palupi mendesah lirih. Diam-diam selama beberapa minggu terpisah dari lelaki itu, dia merindukan sentuhan seperti ini. Maka ketika telapak tangan Juna dengan nakalnya menjelajah tiap inci tubuhnya dia terlihat pasrah. Bahkan dia sengaja melebarkan kaki agar Juna bisa bebas melewati bagian intinya yang begitu basah.