Juna meneguk ludah. Pikiran warasnya masih bekerja dengan baik. Tapi sesuatu dalam tubuhnya menginginkan lebih. Tangannya yang akan menurunkan celana dalam Palupi menggantung. Dia kembali menatap wajah Palupi dengan degup jantung yang cukup kencang.
Kenapa wanita ini tidak menolak? Belum 24 jam mereka kenal, tapi ...
"Kamu mau saya berhenti?" tanya Juna menerjang batas antara dirinya dan Palupi. Dia sadar dirinya ini siapa, dan Palupi siapa.
Mata Palupi terbuka, dan menemukan wajah tampan Juna tengah menatapnya intens.
"Aku baru pertama melakukanya, Mas," ujarnya dengan bibir bergetar.
Serta-merta kepala Juna jatuh ke bahu wanita itu. Ada perasaan bersalah yang luar biasa dalam menyerangnya tiba-tiba. "Saya minta maaf. Saya sudah terlalu jauh," ucapnya seraya memejamkan mata. Dia lantas segera beranjak menjauhkan diri.
Namun, Palupi menahannya. Gairahnya sudah mau mencapai puncak, tapi dihentikan begitu saja rasanya kentang sekali.