Juna meletakkan tiga bungkus nasi goreng di atas meja, tepat di hadapan Kirana dan Gama. Masing-masing nasi goreng tersebut diletakkan di atas sebuah piring lengkap dengan sendoknya.
"Maaf, Pak. Di lokasi paling dekat saya hanya menemukan penjual nasi goreng," ucap Juna setelahnya.
Gama hendak membuka mulut namun Kirana buru-buru menyahut. "Tidak apa-apa, Juna. Aku malah suka. Nasi goreng yang di pinggir jalan itu rasanya enak. Dulu aku sampai ngiler mau makan nasi goreng begini, sayang aku nggak punya cukup uang."
Kirana masih ingat, tiap kali lewat di perempatan jalan akan ada penjual makanan jika malam tiba, termasuk tukang nasi goreng ini. Aroma bumbu nasi yang digoreng membuat perutnya lapar. Namun, karena uang yang dihasilnya dari menjual bandrek tak seberapa dia hanya bisa menelan ludah.
Namun, suatu kali Ayahnya pernah mengajak Kirana membeli sebungkus nasi goreng itu. Satu bungkus dimakan bersama kedua adiknya, rasanya luar biasa nikmat.