Kepala Gama terantuk saat sedang menidurkan Kirana. Dia merasakan kelopak matanya begitu berat dan mengganjal. Dia menggeleng, lantas seperti orang kebingungan menatap sekitar. Menarik selimut, dia pun memutuskan menyusul Kirana. Namun, belum sempat merebah ponsel di atas nakas bergetar. Kepala Gama sontak menoleh, tapi saat getar itu hanya terjadi sebentar dia memutuskan lanjut tidur.
"Sepertinya itu pesan penting, Tuan," ucap Sukma membuat mata Gama yang sudah terpejam terbuka lagi. Dia bergerak malas dan meraih ponsel tersebut.
Satu pesan dari Raja yang menyuruhnya datang ke apartemen. Ada tanda bahaya di belakangnya. Mata Gama yang mengantuk mendadak terbuka makin lebar. Saat dia berusaha menghubungi Raja nomor itu sudah tidak aktif lagi.
"Aku disuruh datang ke apartemen Silvana," ujar Gama kepada Sukma.
"Berangkatlah, Tuan."