"Sil, tunggu sebentar, oke?" Gama beranjak berdiri dan hendak mengejar Kirana.
"Kamu mau ke mana? Kamu mau ninggalin aku juga kayak Raja?" Dengan cepat Silvana menarik tangan Gama.
"Sebentar, Sil. Please, nanti aku kembali lagi, oke?" dengan terpaksa Gama melepas tangan Silvana lalu bergegas keluar dari coffee bean. Di depan pintu, dia melihat sebuah cake yang masih di dalam kotak teronggok di lantai dengan bentuk yang sudah kacau. Gama sempat meminta seseorang untuk membersihkan cake itu.
Dirinya bergerak ke ruangan CEO, hanya ada Lita dan Maria di sana.
"Kirana mana?"
"Sudah pergi sama teman-temannya, Pak."
"Sial." Gama dengan cepat memutar arah dan berlari menuju lift.
"Sepertinya bakal ada perang, sayang aku nggak bisa lihat," ujar Maria begitu Gama pergi.
"Huss, kamu ini," tegur Lita, lehernya terjulur mencari tahu apa yang sudah terjadi.
"Kepo kan kamu? Gimana kalau satu dari kita ke sana?"
"Kamu aja sana liat."
"Bener, nih, boleh?"