"Bunuh dia!"
Wajah Kirana memucat, pelipisnya banjir keringat. Di depan sana dia melihat Gama terpasung dengan kondisi mengenaskan. Namun, dirinya tidak bisa melakukan apa-apa karena dua lengannya dipegangi oleh dua orang berbadan besar. Dia hanya bisa berteriak dan menangis ketika sebuah pedang panjang laksana samurai dibentangkan ke depan wajah suaminya.
"Lepaskan dia!"
Namun, seseorang yang tidak jelas wajahnya itu tak peduli. Pedang itu diayunkan dengan cepat, dan tepat mengenai leher Gama.
Kirana menjerit sejadi-jadinya menyaksikan kejadian mengerikan yang menimpa suaminya di depan mata.
"Kirana, bangun. Kirana, bangun!"
Kelopak mata Kirana tiba-tiba terbuka. Napasnya memburu, keringat dingin membasahi sekujur tubuh, sementara pipinya basah banjir air mata.
"Kirana, kamu baik-baik saja?" tanya Gama cemas.