Gama menatap Juna yang sedikit meringis. Dia sangat tahu apa yang ada di pikiran asistennya itu.
"Kamu sudah meniduri Lintang?"
Juna sontak terperanjat. Rautnya berubah. Dia gelagapan. "Sa-saya..."
"Hanya having sex atau serius?" tanya Gama makin membuat asistennya gelisah.
"Kami berdua sama-sama tertarik. Dan kami melakukannya atas dasar suka sama suka."
Gama memutari meja kerja lalu duduk di atas kursinya. "Nikahi dia kalau kamu memang suka. Kalau cuma untuk memenuhi hasrat seksual kamu, tinggalkan."
Juna menelan ludah dan menunduk. Dia akui menyukai Lintang. Namun, untuk menikah dalam waktu dekat dia belum merasa mampu.
"Kami sedang menjalani saja, Pak. Kalau kami memang berjodoh, kami pasti akan terikat dalam satu pernikahan."
Pria berahang tegas yang tengah duduk itu menatap Juna dengan tajam. "Kamu akan hidup makmur kalau menikah dengannya. Karena dia bukan manusia biasa."
"Maksud Pak Gama?"
"Kamu akan sejahtera. Karirmu akan melesat. Pegang saja ucapanku."
