"Nona Kirana, akan baik-baik saja. Kondisinya berangsur membaik," ucap Sukma memberi tahu Gama setelah dia keluar dari ruang tindakan. "Hanya saja dia mendapat beberapa jahitan pada dahi dan kakinya. Ada luka sobekan di sana."
Gama menelan ludah. "Apa itu bahaya?"
Sukma menggeleng. "Saya rasa tidak."
"Bagaimana dengan kandungannya?" tanya Gama lagi. Dia juga mengkhawatirkan kondisi janin itu.
"Kalau itu saya belum bisa menjelaskan. Saya hanya menyampaikan yang bisa saya lihat saja. Kita harus tunggu dokter, Tuan."
Pria pemilik tulang hidung tinggi itu menarik napas panjang, dan menyandarkan diri ke dinding. "Semoga anakku tidak kenapa-napa."
"Oh ya, satu lagi. Raja sudah sadar. Namun, sepertinya dia masih sedikit syok."
Gama menoleh. "Aku nggak peduli padanya. Yang aku pedulikan cuma Kirana."
Pintu ruangan tindakan terbuka. Salah seorang dokter keluar dari sana seraya membuka masker. Itu Dokter Elin.