Punggung Gama merasa lebih baik setelah selesai dipijat oleh terapis cantik itu. Sepanjang melakukan pekerjaannya, terapis itu diawasi langsung oleh Kirana.
Wanita itu layaknya seorang mandor yang sedang mengawasi pekerjaan buruhnya. Dan diam-diam Gama selalu memperhatikan apa yang istrinya lakukan.
"Itu tangannya mundur, area itu nggak perlu dipijat. Yang sakit itu pinggang suami saya, bukan bokongnya."
Gama masih ingat hardikan Kirana kepada terapis itu yang membuat dia ingin sekali tertawa, tapi tentu saja dia menahannya.
"Mbak, bagian itu nggak usah dipegangi terus. Suami saya bisa kesakitan."
Dan sederet hardikan lain yang membuat perut Gama kram karena kebanyakan menahan tawa.
Kirana bahkan memastikan wanita itu keluar dari rumah setelah pekerjaannya selesai. Tingkah wanita itu benar-benar membuat Gama gemas, meskipun dia masih sedikit dongkol.
Gama memasang wajah datar kembali saat Kirana masuk—setelah memastikan terapis itu pulang diantar oleh Juna.