Gama meringis. Dalam kondisi tenang dia bisa membaca pikiran lawan bicaranya. Namun, jika emosinya meluap kemampuan itu mendadak tidak berfungsi dengan baik. Sementara jika dia berhadapan dengan Raja, emosinya selalu tersulut, sehingga kadang dia tidak bisa menebak apa yang ada di kepala kakak tirinya itu.
Gama bergerak memeluk Kirana saat keduanya sudah sama-sama merebah di permukaan kasurnya yang empuk. Tangannya mengusap perut Kirana yang belum membuncit.
"De, papa boleh jenguk kamu lagi enggak?"
Kirana spontan memutar bola mata mendengar pertanyaan suaminya.
"Papa kangen sama kamu."
'Tepatnya kangen bercinta sama mama kamu,' lanjutnya dalam hati.
Tidak ada respons dari Kirana, tangan itu merambat dari perut menuju ke dada. Gama meremasnya lembut.
"Mas, aku ngantuk. Besok kita harus mengantar ibu dan bapak pagi-pagi," ujar Kirana seraya menyingkirkan tangan Gama dari dadanya dengan pelan.