Senyum manis tak lekang dari bibir Kirana sore ini. Dia terus memeluk lengan suaminya seraya memejamkan mata. Menghirup dalam-dalam aroma kayu manis hangat yang menguar dari tubuh Gama.
Nasib cintanya memang tidak seindah kisah cinta orang lain, tapi ini cukup membuatnya bahagia. Terlebih saat beberapa menit lalu Gama baru saja mengatakan cinta padanya. Hatinya seraya terbang melayang.
"Mas...," panggil Kirana lirih. Saat ini Gama sedang duduk bersandar pada kepala ranjang, sementara Kirana duduk seraya menyadarkan kepala di bahu kokohnya. Wanita itu juga memeluk lengannya erat-erat seolah takut terlepas.
"Hm." Gama hanya membalas dengan gumaman.
"Kamu dalam keadaan sadar, kan? Maksudnya nggak lagi mabuk?"
Gama menarik napas pelan dan mengembuskannya. "Memang kamu pernah liat aku mabuk?"
Kirana terkekeh. "Enggak, sih. Cuma rasanya kayak nggak nyangka aja, akhirnya Mas menyatakan cinta." Kirana makin memeluk erat lengan Gama.