Kirana melanjutkan kegiatan makan dan mengabaikan pertanyaan Raja. Pria itu membuatnya berpikir macam-macam tentang suaminya. Naik taksi, apa di sekitar rumah sakit tidak ada yang jual sarapan pagi?
"Aku makin kesulitan menjangkau kamu sepertinya," ucap Raja menatap nanar Kirana yang tengah memotong telur rebus di nampan. "Apalagi sekarang kamu hamil."
Sendok Kirana menggantung mendengar ucapan Raja. Dia menggigit bibir sesaat, lalu menatap lelaki di depannya itu. "Pak Raja, apa Bapak nggak mau balikan lagi dengan Mbak Silvana?" tanya Kirana.
"Sepertinya nggak." Raja menggeleng pelan. "Sudah aku bilang kan aku hanya menganggapnya adik?"
"Tapi, Pak. Apa Bapak nggak kasihan melihat Mbak Silvana?"
Kembali Raja menggeleng. "Wanita seperti dia mudah mendapatkan jenis lelaki mana pun yang dia ingin. Dia akan mudah melupakan aku."
Wanita berhidung lancip di depannya menghela napas. Dia lantas kembali menekuri piringnya.