Kirana mendongak melihat bangunan rumah di depannya. Untuk kedua kalinya dia bertandang ke rumah Sultan. Sore tadi, Gama bilang kalau Sultan dan ibu tirinya mengundang mereka makan malam.
Jika biasanya Gama menolak undangan makan malam dari orang tuanya, malam ini tidak. Bahkan pria itu memesankan gaun khusus buat Kirana dari butik langganannya.
Gama mengulurkan tangan setelah membuka pintu mobil di sisi Kirana. Dengan perasaan ragu, wanita itu menyambut.
"Tangan kamu dingin sekali," ujar Gama saat telapak tangannya menyentuh telapak tangan Kirana. "Kamu nervous? Kamu kan sudah pernah datang ke rumah ini."
"Tapi waktu itu kan aku belum jadi istri kamu, Mas."
"Apa bedanya?" Gama menaikkan sebelah alisnya.
Kirana menelan ludah takut. "Kira-kira apa yang akan ayah kamu katakan, Mas?"
Pria yang mengenakan outfit semi formal itu terkekeh. "Mana aku tau, Kirana. Kita kan belum menemuinya."
Kirana nyengir. Lalu bergerak ke sisi suaminya.