"Dan kamu Kirana!" Tatapan Silvana menghujami Kirana. "Kamu tau kan Raja itu tunanganku? Tapi kenapa kamu malah dekati dia?!"
Kirana menggeleng. Tuduhan itu membuatnya terpojok. "Sa-saya tidak melakukan itu."
"Aku mencoba mendukung kamu sama Gama, tapi kenapa kamu malah mendekati Raja?!"
"Silvana! Cukup! Kirana nggak pernah mendekatiku! Aku yang mendekatinya!" hardik Raja. Dia terlihat kesal.
Silvana terenyak, air matanya bercucuran. Hatinya benar-benar sakit dan hancur. Dadanya terasa panas seperti terbakar. Dia menyentak tangannya sehingga cekalan Raja terlepas. Lalu dengan perasaan yang begitu kalut, dia berlari ke jalan raya.
Kirana melebarkan mata melihat tindakan wanita itu. Jeritannya menyebut nama Silvana mengundang perhatian semua hilir mudik. Ah, tidak murka Silvana sudah menyita perhatian orang-orang sejak tadi. Namun, kali ini lebih menegangkan karena Silvana tiba-tiba menyeberang jalan ketika arus lalu lintas masih padat.