Gama melempar selimut ke atas tubuh telanjang Kirana, lalu dengan langkah panjang meninggalkan kamar itu. Kamar yang menjadi saksi betapa terlukanya hati Kirana, lantaran harga dirinya seolah telah dicabik paksa.
Kirana menarik selimut tinggi-tinggi, menenggelamkan kepala ke atas bantal dan menangis sejadinya. Entahlah malam ini dia merasakan sakit luar biasa. Dulu saat pertama kali Gama merenggut paksa kehormatannya dia tidak sampai sakit seperti ini, tidak ada air mata yang berlinang hari itu. Namun, sekarang keegoisan pria itu seolah kembali hadir. Pria itu menyentuhnya penuh amarah, memperlakukan tubuhnya dengan kasar, dan mengabaikan penolakan Kirana.
Kirana terluka, dan kecewa. Dirinya merasa seperti wanita murahan yang menjatuhkan dirinya untuk melampiaskan hasrat jelmaan iblis itu.
"Kamu itu istri, maka sudah selayaknya nurut sama suami. Aku paling nggak suka dibantah jadi kamu harus terima hukuman malam ini."