Senyum menyebalkan, tapi candu itu kembali Kirana lihat. Lelaki yang mengenakan kemeja navy andalannya serta pants hitam itu melambaikan sebelah tangan padanya. Saat keluar dari peron, Kirana langsung bisa melihat dia. Seperti janjinya beberapa jam lalu bahwa dia akan datang menjemput. Padahal Kirana sama sekali tidak mengharapkan itu. Dia bisa pulang sendiri ke rumah dengan menggunakan taksi.
"Capek enggak?" tanya Gama sesaat Kirana sampai di hadapannya.
"Lumayan."
"Mau pulang atau mau makan dulu?" tanya Gama mengambil alih tas Kirana, lalu menyerahkannya kepada Marco.
"Pulang aja, Mas. Aku nggak lapar."
"Oke. Kita makan masakan si mbok aja kalau begitu."
Tidak ada ekspresi bahagia atau apa pun pada wajah Kirana. Wajahnya sedatar biasanya, padahal sudah lama tidak bertemu Gama.
"Bagaimana kondisi ibu kamu?" tanya Gama ketika mereka sudah ada di dalam mobil.
"Kesehatannya makin membaik."
"Syukurlah."