Kirana mengangguk takut-takut.
Lalu dengan kasar Gama melepas cengkeraman tangannya pada lengan Kirana.
"Kenapa, kenapa Mas Gama melakukan ini sama saya?" tanya Kirana pelan seraya mengusap lengannya yang masih terasa sakit.
"Apa maksud kamu?" Gama kembali menatap sebal asistennya itu.
Dada Kirana kembali merasa sesak. Kemarin dia benar-benar merasa seperti orang yang dicampakkan.
"Tolong jangan pernah menyentuh saya lagi," ucap Kirana dengan bibir bergetar. "Itu menyakiti saya." Lalu tanpa bisa dicegah, air matanya meluncur begitu saja.
Gama tertegun melihat pipi Kirana basah. Wanita itu mencoba menyembunyikan air matanya. Namun, Gama tahu Kirana menangis, meski tidak ada suara isakan di sana. Pelan pria berahang tegas itu menarik napas panjang dan mengembuskannya.
"Aku minta maaf soal kemarin. Aku cuma sedang bingung," ucap Gama tanpa menoleh kepada Kirana yang tengah menyembunyikan tangis. "Aku benar-benar bingung."