Mata Kimberly mengeluarkan air mata. Ia sungguh tak bisa membendung perasaan takutnya. Dan Nathan pun tampak kebingungan harus bersikap bagaimana. Ia pun secara refleks menarik tubuh Kimberly dan memeluknya.
"Maaf, aku hanya ingin kau pulang dengan tepat waktu," kata Nathan.
"Kau ingin aku mati!" pekik Kimberly yang menangis dalam pelukan Nathan.
"Kalau kau mati, aku juga akan mati. Aku kan ada di kursi kemudi. Kau tak perlu takut. Aku sangat ahli dalam mengendarai mobil," kaya Nathan.
"Aku tak peduli! Kau sudah membuatku dalam bahaya!"
Nathan melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah Kimberly yang basah karena air mata.
"Kau jelek sekali saat menangis," ucap Nathan.
"Haruskah kau bicara seperti itu di depanku!" pekik Kimberly.
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Kau benar-benar menyebalkan!" pekik Kimberly sekali lagi.
"Hapus air matamu. Nyatanya kau baik-baik saja, kan? Tak ada luka sedikit pun. Ayo turun. Kerjakan tugasmu," kata Nathan.