Aisha kaget karena berpapasan dengan Alil ketika keluar dari kamar mandi. Aisha sudah mengambil wudhu dan bersiap melakukan sholat subuh.
"Kenapa kamu kaget? Kamu melihat hantu?" tanya Alil dingin, menatap istrinya penuh selidik.
"Hanya kaget hubby. Mau mandi?" Seperti biasa Aisha tersenyum palsu pada Alil. Ia harus baikin Alil jika tidak, dendam tidak akan bisa terbalas.
"Tidak." Alil menggeleng.
"Baiklah. Aku sholat subuh dulu ya hubby."
Aisha berjalan menuju kamar dan meninggalkan Alil. Jantungnya berdetak dengan kencang seolah baru melakukan dosa besar. Aisha mengambil mukena dan mulai melaksanakan sholat.
Aisha sholat dengan khusyuk. Bibirnya melantunkan dzikir setelah sholat. Berharap pada Tuhan agar memberikannya kekuatan untuk menghadapi segala cobaan. Aisha ingin membuang niatnya membalas dendam namun orang seperti Daffa dan Vana harus mendapatkan balasan karena sudah melakukan kejahatan. Hati Aisha belum bisa menerima perbuatan mereka. Daffa memberikannya obat penggugur kandungan sehingga Aisha kehilangan bayinya. Rasa itu masih menyesakkan dada. Aisha belum bisa berdamai dengan keadaan. Air mata Aisha jatuh kala memanjatkan doa pada Sang Pencipta.
Aisha merapikan mukenanya dan mempersiapkan pakaian kerja Alil. Aisha sangat modis dan pintar mengatur OOTD Alil. Aisha memberikan setelan kemeja pada suaminya. Alil melepaskan handuknya di depan Aisha tanpa malu. Aisha berpaling ketika Alil menjatuhkan handuknya. Meski mereka sudah berhubungan dan melihat tubuh masing-masing namun rasa sungkan itu tetap ada. Alil hanya diam dan tak bicara sepatah kata pun pada Aisha. Wanita itu mendekat dan memasangkan dasi Alil. Biasanya Aisha melakukannya pada Daffa. Aisha menarik dasi Alil dengan kuat hingga pria itu tercekik.
"Aisha. Apa yang kamu lakukan?" Geram Alil dengan rahang mengeras.
"Hubby maaf," balas Aisha merasa bersalah. Ia kembali melonggarkan dasi Alil agar pria itu bisa bernapas.
"Jika kamu teringat sesuatu buruk ketika melakukan ini, jangan lakukan padaku. Aku tidak ingin kamu mengingat Daffa ketika bersamaku. Aku tidak suka."
"Maaf," cicit Aisha tak berani menatap suaminya.
Alil keluar dari kamar. Ternyata Bihan sudah menunggunya. Alil hanya mengangguk. Ia berjalan menuju ke ruang kerjanya. Bihan mengikuti dari belakang. Bihan mengunci pintunya ketika sudah di dalam.
"Sudah kamu cari tahu?" tanya Alil dingin sambil menggoyangkan kakinya.
"Sudah Pak."
"Vana dan Daffa menikah hari ini. Pestanya tertutup dan hanya mengundang orang-orang terdekat."
"Apa berita yang di akan di up Aisha?"
"Tentang perselingkuhan Daffa dan Vana."
"Kamu tahu apa yang harus dilakukan Bihan?"
"Sudah Pak."
"Aisha bertindak tanpa bertanya padaku dulu. Ini kesalahan pertama Aisha. Kali ini aku akan memaafkannya. Jika dia bertindak tanpa sepengetahuanku lagi. Aku akan menghukum Aisha." Alil menggeram kesal.
"Awasi Riana. Dia bisa membahayakan dan menghancurkan rencana kita," tambah Alil melirik Bihan.
"Baik Pak."
******
Pernikahan Daffa dan Vana berlangsung dengan lancar. Keluarga Danu bersuka cita menyambut pernikahan keduanya. Azza menggandeng tangan suaminya dengan mesra. Keluarga parasit itu berbahagia setelah merebut harta Aisha dan menendang Aisha dari keluarga mereka. Daffa dan Vana berdansa di depan para tamu. Mereka mendapatkan sambutan hangat dari para tamu. Semua tamu terkejut karena Daffa menikah dengan Vana. Mereka tahu jika Daffa sudah menikah dengan Aisha.
Azza dan Danu mengarang cerita jika pernikahan Aisha dan Daffa dulu hanya settingan untuk menutupi hubungan Vana dan Daffa.
Semua orang hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Azza yang diluar nalar.
Para tamu heboh karena mereka mendapatkan pesan broadcast. Pesan itu memuat link berita tentang pernikahan Vana dan Daffa. Mereka juga mendapatkan link berita tentang pernikahan Aisha dan Alil. Semua orang kaget dengan berita itu. Semua orang jadi mempercayai ucapan Azza.
Kening Danu berkerut ketika membaca berita itu. Berarti Aisha masih hidup. Jantung Danu nyaris berhenti berdetak ketika mengetahui Aisha menikah dengan Alil, saingan bisnisnya.
Pesta pernikahan Daffa dan Vana pun selesai. Mereka semua berkumpul dan berdiskusi.
"Brengsek. Bagaimana Aisha bisa menikah dengan Alil?" Daffa membanting ponselnya hingga pecah.
"Ini bukan pernikahan biasa, Daffa. Aku yakin pernikahan mereka memiliki motif tersembunyi. Ini peringatan dari Alil. Dia ingin membalasku karena telah menjebaknya malam itu. Aisha ingin membalas dendam pada kalian." Danu geram lalu memukul meja. Ia menatap Daffa dan Vana bergantian.
Vana dan Daffa masih mengenakan pakaian pengantin mereka. Malam ini seharusnya malam yang membahagiakan bagi mereka namun malah menegangkan. Mereka merasa terancam.
"Aisha masih hidup dan diselamatkan oleh Alil." Azza menyeringai. Rencana mereka gagal untuk menghabisi Aisha.
"Nyawa Aisha ada berapa sih? Kenapa dia bisa selamat?" Safira, adik Vana bertanya pada semua orang.
"Kita harus hati-hati. Alil sudah memberikan warning pada kita. Berarti Alil yang membantu Aisha untuk melakukan pembatalan perkawinan." Danu menghembuskan napas berat. Mereka memiliki masalah baru.
"Kita harus segera menemukan Aisha dan membungkamnya." Ada ketakutan dari kata-kata Daffa. Ia tahu siapa Alil Sanjaya. Tidak akan mudah berurusan dengan pria itu.
*****
Publik dikejutkan dengan berita pernikahan dari Daffa Rinaldi dan Giovana Danu. Ternyata selama ini Daffa dan Aisha Geraldine tidak pernah menikah. Mereka hanya melakukan settingan untuk menutupi hubungan Vana dan Daffa. Aisha malah menikah dengan pebisnis kaya dari Marta Grup, Alil Sanjaya. Aisha dan Alil sudah menikah sebulan yang lalu. Kini Aisha mau pun Vana sudah bahagia dengan pasangan masing-masing. Keluarga ini berhasil prank satu negara.
Tangan Aisha bergetar membaca berita yang baru saja di broadcast ke ponselnya. Bibirnya gemetar dan tubuhnya membeku. Bukan berita ini yang ingin Aisha baca. Aisha berusaha tenang dan menghubungi Riana.
"Kenapa berita seperti ini yang keluar Ri?" Aisha berteriak dengan lantang.
"Ibu, maafkan saya. Saya akan cari tahu kenapa berita ini yang keluar." Riana menjawabnya dengan bibir gemetar dan wajah pucat. Riana mengumpat karena wartawan yang mereka bayar tidak membuat berita seperti pesanan mereka. Gagal sudah Aisha mengungkap perselingkuhan dan persekongkolan Daffa dan Vana.
"Aku tidak butuh maaf dari kamu. Berita ini sudah terlanjur keluar. Kamu tidak becus." Kemarahan Aisha meledak-ledak.
Alil masuk ke dalam kamar tanpa Aisha ketahui. Perempuan itu membelakangi Alil sehingga tidak tahu kedatangan suaminya.
Alil memeluk Aisha dan mencium tengkuk Aisha. Ia mengambil ponsel Aisha dan memutuskan sambungan telepon istrinya.
"Aku yang melakukannya. Jangan bertindak tanpa sepengetahuanku. Kamu bisa dengar istriku? Jika ingin menghancurkan mereka. Kita harus perlahan-lahan dan tidak terburu-buru istriku. Kali ini aku memaafkan kamu. Lain kali aku tidak akan mengampuni kamu sayang." Alil berbisik pelan di telinga Aisha.
Tubuh Aisha menggigil. Wajahnya mendadak pucat. Bagaimana pria itu mengetahui rencananya dengan Riana?