Adrian menutup laptopnya, lalu ia menyusun laporan yang tadi ia selesaikan. Setelah itu Adrian melangkah mendekati Alara yang terlihat fokus pada ponselnya, bahkan ia mengabaikan Adrian sejak tadi.
Adrian melihat seorang pria yang yang sedang memamerkan otot perutnya, juga komentar-komentar perempuan yang begitu memujanya. Ternyata hal itu yang Alara lihat, hingga sejak tadi dia begitu fokus tanpa mau di ganggu.
Entah kenapa Adrian jadi merasa kesal melihat Alara begitu nyaman melihat tubuh-tubuh yang berbentuk roti sobek itu, rasanya seperti Adrian mau menunjukkan langsung kalau dia punya yang seperti itu. Tapi itu tidak mungkin, karna hubungan mereka masih sebatas kenal dan dekat.
"Ayo pulang!" ajak Adrian akhirnya membuka suara.
Seketika Alara menoleh dan menatap Adrian dengan tatapan heran, sedangkan Adrian hanya menatap datar lalu melangkah ke arah pintu.
"Sejak kapan kak Ad di sampingku? Kok aku tidak sadar ya?" tanya Alara dengan tatapan bingung.
