"baiklah, jadi kapan kamu mau melamar gadis itu?" tanya Atmaja pada putra sulungnya.
"besok, lebih cepat lebih baik kan?" jawab Rio dengan tenang.
"Sepertinya kak Rio sudah tidak sabar, ya sudah kita on the way malam ini. Ya kan pah?" goda Ryan pada Rio.
Rio memutar bola matanya malas, tapi tidak ia pungkiri jika ia memang benar tidak sabar. Tidak sabar untuk menikahi Dara dan menguasai tubuhnya, membayangkannya saja sudah membuat Rio sesak.
"Sial! Hanya membayangkan dan tubuhku sudah bereaksi, Dara benar-benar racun untuk ketenanganku. Brengsek!" batin Rio berkata.
Diam-diam Rio merona karna tubuhnya bereaksi, dan hal itu pun membuat Ryan juga yang lainnya berpikir kalau Rio malu karna godaan Ryan.
"Tapi nak, melamar kan butuh persiapan? Bagaimana bisa secepat itu?" tanya Tata merasa belum siap.