Rumah tua, di sisi tempat yang jauh berbeda. Wanita yang kulitnya memiliki penyakit kulit dan baru saja diusir dari sebuah kota yang hendak dimasukinya. Dia kini sendirian di rumah tua dan dia memejamkan matanya.
Dia menatap langit, tidak ada seorangpun kecuali dirinya. Sudah sepuluh tahun lamanya, wanita itu dalam kesendirian dan selalu dilempari dan diusir oleh suatu tempat. Tidak ada tempat bercerita, tidak ada tempat baginya untuk tidur dalam pangkuan suaminya.
Sepuluh tahun yang dilalui dalam penyamaran, dan tidak ada yang bisa dia ajak bicara. Kecuali langit dan bumi yang selalu menemaninya.
Wanita itu rindu dengan suaminya, rindu dengan puteranya. Kapan hal itu akan menjadi kenyataan dimana dia bisa hidup normal dan berkumpul bersama keluarganya? Langit dan bumi, mereka menjadi saksi kesedihan wanita itu. Airmatanya menetes hingga ke pipinya yang penuh dengan luka kulit yang menjijikkan dan seperti luka yang terbuka.