"Yes, akhirnya aku bisa mengajaknya!" Ucap Nicholas bersorak gembira, dia mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke udara, pada saat dia mendengar jikalau jawaban dari perempuan itu adalah "dia bersedia".
Tentu saja hal itu membuat jantung dari laki-laki yang berada di atas ranjang pasien, berdetak dengan begitu kencang titik rasanya ingin meledak tidak karuan, karena mendapatkan sebuah kabar bahagia barusan.
Padahal kondisi tubuhnya yang sebelumnya begitu lemas dan sangat menghawatirkan, berkat Emily Nicholas telah pulih kembali dengan begitu cepat.
Tentunya hal itu langsung menjadi pertanyaan yang begitu besar bagi Richard, karena dia sendiri juga bingung pada waktu melihat jikalau rasanya Emily mengetahui sesuatu. Namun perempuan itu tidak mau memberitahu ke Richard, sesuatu hal yang dia ketahui.
Apa harus menyelidiki sendiri apa yang sebenarnya terjadi, karena aku rasa pasti perempuan itu juga menyembunyikan sesuatu hal yang diketahui. Dan pasti akan mengetahuinya sebentar lagi. Batin Richard sambil tersenyum melihat kearah dimana Nicholas berada.
Dan rasanya perasaan senang yang dirasakan oleh Nicholas, tidak dirasakan demikian oleh laki-laki yang berdiri di sebelah nya, dengan tatapan yang tidak percaya, Richard masih melihat ke arah dimana Nicholas berada.
"Aku rasa waktunya kita untuk pulang ke rumah, dan tidak usah melanjutkan kelas selanjutnya. Apakah menurutmu itu adalah ide yang bagus?" Richard bertanya kepada Nicholas dengan senyuman agak terpaksa darinya.
"Ahh, aku rasa itu ide yang bagus, haha," Jawab Nicholas sambil terkekeh.
Mereka berdua memutuskan untuk segera pulang, karena jikalau terlalu lama berada di sekolahan, Richard tidak bisa mendapatkan informasi lebih mengenai apa yang sebenarnya terjadi kepada Nicholas pada waktu bulan purnama kemarin.
Dan sekolah adalah tempat yang kurang tepat untuk membicarakan sesuatu hal yang bersifat diluar Nalar manusia.
Mereka berdua membuka pintu Jeep berwarna hitam secara bersamaan. Dan setelah Nicholas masuk ke dalam Jeep tersebut, Richard menyusulnya dengan masuk dan menutup pintu Jeep yang hendak dia setir setelah ini.
Tanpa banyak kata terucap dari Richard, dia sekarang mengendarai mobil tersebut dan melaju dengan kencang untuk pulang ke rumah. Namun tujuannya bukanlah menuju ke rumah Nicholas, Karena sekarang Richard tidak berbelok ke kiri pada waktu berada di pertigaan jalan tersebut, melainkan dia lurus menuju ke arah Di mana rumahnya berada.
Nicolas hanya diam lalu melihat jalan pulang menuju ke rumahnya, dia memalingkan wajahnya dan melihat kearah dimana Richard berada. "Bukankah seharusnya belok ke kiri tadi?" Nicholas bertanya dengan bingung kepada Richard.
"Tenang saja, kita akan menuju ke rumahku dan aku akan memberitahu kamu sesuatu!" Richard menjawab apa yang baru saja ditanyakan oleh Nicholas, namun dia tidak melihat sama sekali ke arah teman baiknya itu berada, pandangannya tetap fokus ke arah jalan yang dia lewati sekarang.
Ada apa dengan anak ini, mengapa tiba-tiba dia menjadi aneh dan tidak seperti biasanya, Apakah ada sesuatu hal yang mungkin aku telah lakukan kepadanya? Atau ada hal lain yang ingin dia Tunjukkan kepadaku? Mungkin kali ini aku menuruti apa yang dia katakan, karena aku rasa aku juga perlu Berbicara penting kepadanya setelah ini. Batin Nicholas, melirik kearah kirimnya dimana Richard yang sedang fokus mengendarai mobilnya itu tidak menoleh ke arahnya sama sekali.
Perjalanan mereka berdua tidak membutuhkan waktu yang lama, karena sekarang Richard telah memarkirkan Mobilnya dihalaman rumahnya. Dan ini juga adalah waktu yang tepat karena di rumah tersebut tidak ada siapapun, karena ibunya adalah seorang perawat, Jadi tidak mungkin ibunya berada di rumah tersebut dalam jam seperti ini.
Mereka berdua keluar dari mobil tanpa membicarakan apapun, dan Nicholas hanya membuntuti Richard yang berjalan dengan agak cepat menuju ke kamarnya. Meskipun sikap dari Richard agak aneh, namun Nicholas mencoba untuk tetap bersikap biasa saja kepada teman baiknya.
Setelah melewati ruang tamu, mereka berdua sekarang memasuki kamar Richard.
Nicholas melihat ke arah di mana Richard menuju ke arah lemarinya, untuk berganti pakaian. Dia memutuskan untuk duduk di sofa berwarna abu-abu yang berada di dalam kamar Richard.
Sambil menunggu Richard berganti pakaian, Nicholas malah asyik menata bidak catur yang berada di meja kaca, di hadapannya.
Namun pandangan Nicholas terhenti pada waktu melihat sebuah jendela yang berada di kamar Richard itu rusak, dan sepertinya belum di benahi sama sekali. Dia menyipitkan matanya untuk melihat jendela tersebut, dia ingat pada waktu berada di dalam kamarnya kemarin, jendela itu baik-baik saja, namun sekarang tidak demikian.
Lalu dengan perlahan dia bangkit dari duduk nya dan berjalan lurus ke jendela tersebut.
Richard yang sedang berganti pakaian itu melihat kearah dimana Nicholas berada, Richard sengaja membiarkan laki-laki tersebut berjalan menuju ke arah jendela yang dia rusak pada malam itu.
Apakah dia akan mengingat jikalau jendela itu rusak karenanya? Atau dia malah tidak mengingatnya sama sekali, aku harus memastikan ini terlebih dahulu. Batin Richard dan dengan perlahan menuju ke arah dimana Nicholas berdiri di depan jendela rusak itu.
Pada waktu mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya, Nicholas langsung menoleh ke belakang nya. Dan berkata, "Apa yang terjadi dengan jendela kamarmu?" Nicholas bertanya dengan raut wajah yang begitu polos, seolah dia memang benar-benar tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada jendela kamar teman baiknya itu.
Ternyata benar dugaanku, dia tidak mengingat kejadian pada malam bulan purnama kemarin, rasanya kali ini adalah waktu yang tepat untuk aku membahas hal ini dengannya.
"Apakah kamu tidak mengingat kejadian malam itu?" Richard bertanya kepada Nicholas sambil menyipitkan matanya, seolah dia mencoba untuk membuat Nicholas bisa mengingat kembali dengan kejadian pada malam hari itu.
"Kejadian malam itu? yang mana?" Nicholas balik bertanya kepada Richard, karena rasanya dia benar tidak ingat kejadian tersebut pada malam hari itu.
"Kejadian pada waktu di bulan purnama kemarin malam," Richard menjawab sambil mendekat kearah di mana Nicholas berada, namun raut wajah dari Nicholas sepertinya menunjukkan Jikalau memang dia benar-benar tidak mengetahui tentang apa yang ditanyakan oleh Richard.
"Apa sih maksudmu? Ayolah, kamu harus jujur kepadaku secara langsung, Kalau bisa to the point saja, tanpa aku harus memikirkan sesuatu hal yang mungkin tidak aku ingat sebelumnya." Nicholas menggerutu sambil berjalan menuju kearah dimana sofa yang dia duduki sebelumnya, lalu dia melihat kearah Richard dengan tatapan memelas, agar teman baiknya itu bisa menceritakan sesuatu hal yang tidak dia ketahui.
"Baiklah kalau kamu ingin aku ceritakan tentang kejadian malam itu, namun kamu harus berjanji kepadaku, Kalau kamu tidak akan menyakitiku!" Richard bertanya kepada Nicholas untuk memastikan, jikalau dirinya nanti akan aman pada waktu menceritakan kejadian tersebut kepada teman baiknya.
"Hey Ayolah, kamu tahu aku dengan baik kan, ngapain aku harus marah kepadamu tentang sesuatu hal yang belum aku ketahui. Santai aja," Jawab Nicholas sambil tersenyum kepada Richard.
Setelah mendengar kalimat itu terucap dari Nicholas, dengan begitu yakin Richard akan memberi tahu apa yang dia alami pada waktu malam bulan purnama kemarin.
"Semua itu adalah karena ulahmu," Ucapnya sambil melihat ke arah jendela rusak itu, "Karena kamu yang berhasil kabur, setelah aku memborgol mu di di ranjang besi itu," Richard berkata sambil menunjuk ke arah di mana borgol itu masih berada di posisi yang sama.
"Kamu yang berhasil melepaskan borgol itu, kamu berlari dengan cepat menerobos jendela kaca yang berada di dalam kamarku, dan berhasil melarikan diri tanpa sepengetahuanku, karena pada waktu aku kembali ke kamar ini lagi, kamu sudah tidak berada di kamarku," Richard menjelaskan dengan nada yang agak bergetar.
"Hah, aku?"
"Bukan, namun wujud makhluk buas mu, sebagai Manusia Serigala!"